Samarinda (ANTARA) -
Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kalimantan Timur (Kaltim) fokus pada identifikasi kualitas tanah untuk meningkatkan produksi padi di wilayahnya.
Menurut Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan DPTPH Kaltim Diah Adiati Yahya di Samarinda, Selasa, kondisi tanah di Kaltim rata-rata memiliki pH 4,5 hingga 5, yang tergolong asam.
Hal itu mengakibatkan pupuk yang diberikan tidak terserap tanaman, sehingga perlu dilakukan pengujian tanah dan pembenahan untuk meningkatkan pH tanah.
"Kami telah menerima bantuan alat bantu ukur pH tanah dari Bank Kaltim-Kaltara untuk mempermudah melakukan uji tanah melalui petugas pengendalian hama dan penyakit tanaman (OPT) untuk pemetaan kesuburan lahan, sehingga pemberian kapur dilakukan secara proporsional," ungkapnya.
Diah menjelaskan, identifikasi keasaman tanah untuk menghindari kondisi lahan yang tidak baik, agar produksi padi bisa mencapai hasil yang maksimal.
"Saat ini rata-rata produksi padi di Kaltim hanya 3 - 3,5 ton per hektare dan masih belum optimal," ujar Diah.
Dari data DPTPH Kaltim, luas panen padi Provinsi Kaltim pada tahun 2023 mencapai sekitar 57,08 ribu hektare dengan produksi padi Kaltim pada 2023 sebanyak 226.972,07 ton GKG.
Pihaknya menargetkan produksi padi pada tahun 2024 sebesar 239.505 ton, namun hingga semester I-2024, realisasinya kurang dari 50 persen.
Maka hal dasar yang mesti dipikirkan adalah pemetaan kesuburan tanah sebagai upaya percepatan produktivitas pertanian.
Selain kualitas tanah, DPTPH Kaltim juga mengarahkan penggunaan benih varietas baru yang lebih produktif kepada para petani, hal ini untuk mengatasi kesulitan petani dalam mendapatkan benih berkualitas.
"Kami juga berupaya membantu petani untuk mendapatkan benih di berbagai lokasi melalui penangkar benih selain dari Balai Benih Induk (BBI)," ujar Diah.
DPTPH Kaltim juga fokus memaksimalkan alat pertanian modern untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengolahan tanah.
Penggunaan traktor yang telah dibagikan Pemprov Kaltim kepada kelompok petani membantu mempercepat proses pengolahan tanah .
Upaya lain DPTPH Kaltim dalam meningkatkan produktivitas gabah, yakni memperbaiki sistem irigasi yang efektif.
Diah menyampaikan bahwa kondisi irigasi di lahan pertanian masih menjadi kendala utama, di samping faktor eksternal semacam cuaca yang tak menentu.
"Kemarin kami sudah identifikasi penyebab sejumlah jaringan irigasi yang perlu diperbaiki karena letak bendungan yang terlampau jauh dengan sawah. Langkah yang diambil ialah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai dan Dinas PUPR Kaltim Bidang Sumber Daya Air," kata Diah.
Oleh karena itu, solusi DPTPH Kaltim yakni memberikan bantuan pompa dan pembangunan infrastruktur sumur bor, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan seperti sungai dan bendungan kepada kelompok tani.
"Untuk APBD 2024 ada bantuan pompa 110 unit disamping bantuan 187 unit pompa air melalui realisasi DAK APBN perubahan pada anggaran perubahan," terang Diah.