Samarinda (ANTARA) - Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Provinsi Kalimantan Timur (LPTQ Kaltim) terus melakukan pematangan persiapan tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-30 pada 6-16 September 2024, karena akan kedatangan 2.300 peserta dan 143 dewan hakim.
"Untuk lokasi pembukaan, beberapa gedung lomba, hingga lokasi penutupan, semuanya sudah kami tetapkan bersama Pemprov Kaltim. Senin lalu kami pun sudah konsultasi ke Pusat untuk persiapan pematangan ini," kata Ketua III LPTQ Kaltim M Jauhar Efendi di Samarinda, Jumat.
Sejumlah hal yang dikonsultasikan seperti persiapan ekspose dari Pemprov Kaltim sebagai tuan rumah MTQ Tingkat Nasional, yakni ekspose pada 30 Juli di Samarinda, Kaltim.
Ekspose akan dihadiri oleh pejabat dari jajaran Kementerian Agama, selaku pengurus LPTQ Nasional, Pengurus LPTQ Provinsi se- Indonesia, jajaran Kanwil Kementerian Agama dari provinsi seluruh Indonesia, dan semua pihak yang terlibat dalam kepanitiaan MTQ Tingkat Nasional.
Termasuk konsultasi rencana pengukuhan Pengurus LPTQ Kaltim Periode 2024-2029, kemudian pembekalan bagi Pengurus LPTQ Kaltim yang akan dilakukan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Agama Islam selaku Ketua LPTQ Nasional, dengan pengukuhan pada 29 Juli, di Samarinda.
Dalam konsultasi ke Pusat empat hari lalu, kata Jauhar, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag RI Ahmad Zayadi mengatakan saat ini para calon peserta yang sudah terdaftar sedang dilakukan verifikasi dan validasi oleh tim secara maraton baik siang maupun malam.
Sedangkan Bambang Iswanto, selaku Wakil Ketua Bidang Perhakiman LPTQ Kaltim, meminta arahan tentang rencana pelaksanaan seminar internasional, sebagai rangkaian kegiatan MTQ.
Direncanakan seminar internasional akan menghadirkan pembicara dari mancanegara, juga menghadirkan pembicara tingkat nasional dan tingkat lokal, karena Kaltim sebagai tuan rumah MTQ Nasional di Samarinda.
Seminar akan dihadiri sekitar seribu peserta dari luar negeri dan dari seluruh provinsi di Indonesia, bahkan tidak ketinggalan peserta yang berasal dari Provinsi Kaltim.
"Seminar internasional ini akan diselenggarakan di Auditorium Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, karena bisa menampung seribu orang peserta," kata Bambang.*