Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membuka peluang investasi kepada para pengusaha Malaysia yang akan mengembangkan bisnis di wilayah Kaltim yang telah ditetapkan menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara ( IKN).
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni di Samarinda, Senin, mengatakan Malaysia merupakan salah satu negara terkuat berinvestasi di Kaltim untuk wilayah Asia.
"Hubungan antara Malaysia dan Indonesia menjadi sumber investasi Kalimantan Timur," kata Sri Wahyuni saat menerima kunjungan kerja Konsulat Malaysia di Ruang Rapat Tepian II Kantor Gubernur Kaltim.
Delegasi Malaysia dipimpin langsung Duta Besar Malaysia untuk RI Dato' Syed Mohammad Hasrin Tengku Hussin bersama 12 pejabat konsulat Malaysia di Jakarta dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Potensi investasi, ujar Sekda, sejak ada Ibu Kota Nusantara (IKN), maka tiga kawasan industri di Kaltim telah ditetapkan sebagai superhub IKN.
Salah satunya, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kutai Timur, akan ditangani Bappenas untuk redesain rencana induk kawasan.
"Kami mendorong investor dari Malaysia bisa bergabung di kawasan ini," ungkapnya.
Selain itu, Kawasan Industri Kariangau Balikpapan sudah jalan kegiatan peti kemas dan berdekatan dengan IKN.
Lebih jauh Sekda mengemukakan investasi di Kaltim terus berkembang, seperti investasi industri semen (PT Kobexindo) dari Tiongkok dan industri smelter nikel di Sanga-Sanga Kutai Kartanegara.
"Hilirisasi menjadi fokus dari Pemerintah, baik nasional maupun daerah terkait investasi," bebernya.
Duta Besar Malaysia Dato' Syed Mohammad Hasrin Tengku Hussin mengaku kunjungan ke Kaltim merupakan lawatan pertamanya setelah diberi amanah sejak Juni tahun 2023.
"Tujuan lawatan kami ingin melihat langsung Kaltim dan potensinya. Tentu berbeda ketika hanya mendengar dengan melihat keadaan langsung," ucapnya.
Dato' Syed mengakui selama ini hubungan dan kerja sama Indonesia (Kaltim) dengan Malaysia sangat baik.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa investor negeri jiran itu telah berinvestasi di Benua Etam, terutama sub sektor perkebunan kelapa sawit dan telekomunikasi.
Terlebih pesatnya pembangunan di
IKN, menurut dia, peluang besar bagi investor Malaysia ikut terlibat berinvestasi di sektor industri dan infrastruktur.
"Ada dua investor Malaysia yang terlibat melakukan 'feasibility study' untuk membangun di IKN," kata Dato' Syed.