Samarinda (ANTARA) - Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik menantang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Samarinda menanam cabai, sebagai bagian dari proses belajar serta memenuhi kebutuhan pasar.
“Saya ingin siswa menanam cabai minimal setengah hektar, karena kurang dari satu tahun sudah bisa panen,” ucap Pj Akmal usai melakukan peninjauan pada Panen Tanaman Hidroponik SMK SPP Negeri Samarinda di Sempaja, Samarinda, Rabu.
Akmal mengatakan selama ini pasokan cabai di Kaltim masih bergantung dari wilayah Palu Sulawesi Tengah. Harga cabai juga kerap mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi dan hal itu menyebabkan naiknya inflasi di Kaltim.
“Dengan menanam cabai ini juga bagian kemandirian pangan kita .Dua bulan lagi saya ke sini saya cek perkembangannya,” ujarnya.
Akmal berpesan, kepada siswa serta jajaran pengajar SMK SPP Negeri Samarinda, untuk selalu menambah pengetahuan serta mengupdate teknologi pertanian modern, sehingga tidak ketinggalan jaman serta lebih efisien.
Menurutnya, Green House tanaman sayur yang digunakan di SMK SPP Negeri Samarinda masih konvensional menggunakan pipa paralon, dimana mempunyai kelemahan boros air, rumit dalam perawatan serta membuat air panas, sehingga tanaman mudah layu.
“Teknologi sekarang sudah menggunakan teknologi rakit apung. Hemat air dan mudah perawatannya,” jelas Dirjen Otda Kemendagri ini.
Tidak hanya menanam, ujarnya, siswa juga harus mempunyai skill mulai dari merencanakan tanaman, menanam hingga memasarkan setelah panen.
“Saya ingin hasil panen siswa SPP bisa dijual di Pasar Segiri Samarinda. Manfaatkan juga media digital dalam pemasaran,” kata Akmal.
Dia pun meyakini jika SMK SPP Negeri Samarinda dapat melahirkan calon petani-petani modern yang andal, permasalahan kemandirian dan kedaulatan pangan di Kaltim dapat teratasi.