Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mempertajam pemetaan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di 10 kabupaten/kota di wilayahnya.
"Hal itu untuk menyelaraskan program kerja dan kegiatan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Ririn Sari Dewi, di Samarinda, Senin.
Menurut Ririn, setiap kabupaten/kota memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam pengembangan SDM parekraf. Misalnya, Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU) membutuhkan pemandu wisata, sedangkan Kutai Barat membutuhkan pelatihan pengelolaan travel dan sebagainya.
Dispar Kaltim telah menggelar diskusi kelompok terarah (FGD) dengan tema "Bersinergi Membangun Nusantara Melalui Peningkatan Daya Saing Parekraf di Kaltim".
"Di satu sisi, Kemenparekraf di bidang SDM memiliki dana untuk peningkatan kapasitas pengelola pariwisata yang bisa digunakan kabupaten/kota atau mitranya," katanya pula.
Ririn menambahkan, ada juga program dari World Bank yang menyediakan dana untuk pembiayaan 1.500 peserta pelatihan yang mencakup SDM parekraf di daerah.
Dia mengemukakan, program tersebut merupakan angin segar bagi Kaltim yang ingin meningkatkan daya saing parekraf di tingkat nasional maupun internasional.
"Kaltim mesti mengungkit sektor pariwisata, agar tak terlalu bergantung dengan sumber daya seperti batu bara, minyak bumi dan gas," katanya lagi.
Untuk mendukung hal tersebut, Ririn mengatakan, pemerintah provinsi akan mengadakan rapat kerja (raker) eksplorasi pariwisata yang akan membahas program per bidang, termasuk pengembangan desa wisata sebagai prioritas destinasi pariwisata di Kaltim.
"Kami programkan setiap kabupaten/kota punya desa wisata unggulan. Kami lombakan, cuma itu akan dipilah sesuai kategori. Ada pembinaan khusus bagi desa wisata yang baru bertumbuh. Ini memberikan kesempatan pengelola destinasi untuk mengembangkan objek wisata lokal," katanya pula.
Diskusi kelompok terarah yang telah digelar oleh Dispar Kaltim itu, sebelumnya menghadirkan narasumber Direktur Standardisasi Kompetensi Parekraf Kemenparekraf Faisal, dosen pariwisata Politeknik Samarinda Wayan Nalang Nala serta Icha Jikustik, pelaku ekraf.
Diskusi tersebut juga diikuti oleh para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Persatuan Usaha Travel Indonesia (PUTRI), dan dinas terkait, serta Dinas Pariwisata 10 kabupaten/kota di Kaltim.
Adapun hasil dari FGD ini adalah pemerintah memfasilitasi kepada pelaku parekraf, agar menjadi SDM yang unggul dan berkelanjutan. Sertifikasi untuk sektor parekraf sebagai penguatan untuk SDM parekraf yang unggul dan berkompeten adalah komitmen setiap pemangku parekraf guna memajukan industri parekraf di Provinsi Kaltim.