New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) didorong solidnya kinerja emiten pada kuartal III 2023 dan proyeksi yang optimistis.
Indeks S&P 500 naik 30,64 poin atau 0,73 persen ke 4.247,68, Indeks Komposit Nasdaq menguat 121,55 poin atau 0,93 persen ke 13.139,88, dan Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 204,97 poin atau 0,62 persen ke 33.141,38.
"Musim laporan baru saja memasuki puncaknya dengan sepertiga perusahaan melaporkan kinerjanya pada pekan ini," kata manajer portofolio senior GLOBALT Thomas Martin di Atlanta, dikutip dari Reuters.
Menurut Martin, beberapa hari ini laporan perusahaan menunjukkan kinerja yang lebih baik dan optimistis dibandingkan sebelumnya yang sedikit mengecewakan.
Ketiga indeks saham utama AS sebagian besar ditopang saham megacap yang sensitif terhadap suku bunga karena imbal hasil obligasi AS tetap stabil dan jauh dari kenaikan baru-baru ini yang sempat mencapai 5 persen.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, sektor utilitas naik paling tinggi, sementara sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang turun, terbebani oleh melemahnya harga minyak mentah.
Saham Verizon melonjak 9,3 persen setelah perusahaan menaikkan perkiraan arus kas bebas tahunannya, sementara saham General Electric naik 6,5 persen setelah perusahaan tersebut meningkatkan perkiraan laba setahun penuhnya.
Coca-Cola yang menaikkan proyeksi penjualan tahunannya, membuat sahamnya naik 2,9 persen, sementara saham 3M menguat 5,3 persen setelah laporan triwulanan yang optimis.
Saham perusahaan kedirgantaraan RTX melonjak 7,2 persen setelah kinerjanya melampaui ekspektasi.
Saham Microsoft Corp naik usai laba kuartalan melampaui estimasi, sementara saham Alphabet Inc turun setelah pendapatannya melemah.
Pada pekan ini, hampir sepertiga perusahaan di S&P 500 diperkirakan akan melaporkan kinerjanya.
Dari 118 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerjanya sejauh ini, 81 persen telah melampaui ekspektasi analis, menurut LSEG.
Aktivitas bisnis di AS telah meningkat pada bulan ini, berdasarkan indeks manajer pembelian (PMI) awal S&P Global.
Pada Kamis (26/10), Departemen Perdagangan AS akan merilis laporan pertama mengenai PDB kuartal ketiga, yang terlihat menunjukkan akselerasi yang kuat menjadi 4,3 persen dari 2,1 persen pada kuartal kedua.
Pada Jumat (27/10), Departemen Perdagangan AS diperkirakan akan menindaklanjuti laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang diperkirakan para analis akan memberikan bukti lebih lanjut bahwa inflasi perlahan-lahan turun menuju target Federal Reserve sebesar 2 persen.
"Pertanyaannya adalah, bisakah The Fed mengambil tindakan, bisakah mereka membuat inflasi moderat ke tingkat yang dapat diterima sebelum keadaan memburuk secara signifikan bagi konsumen AS?" kata Kepala Riset Pasar Modal Bank Wealth Management AS Bill Merz di Minneapolis.
Menurut Merz, jika hal itu terjadi, kemungkinan besar perekonomian AS akan terhindar dari resesi semakin besar.