Samarinda (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalimantan Timur, Fitiriansyah mengatakan sejumlah peneliti setempat telah beberapa kali melakukan riset untuk pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), untuk mewujudkan kemandirian energi.
"Kami sudah menyelesaikan beberapa kali penelitian terkait EBT, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa untuk penerapannya memang ada beberapa yang membutuhkan biaya besar," ujar Fitriansyah saat menjadi narasumber dalam Seminar "Kaltim Menyambut Transisi Energi" di Samarinda, Minggu.
Seminar yang digagas Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) Kaltim yang digelar di Hotel Bumi Senyiur ini, dihadiri oleh Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Myrna Asnawati Safitri.
Sejumlah riset terkait EBT tersebut antara lain pemanfaatan energi matahari, biomassa dari limbah sawit, mikro hidro (air), kotoran hewan, panas bumi dan lainnya.
Untuk pemanfaatan kotoran hewan, lanjutnya, sudah diterapkan di banyak lokasi di Kaltim walau belum optimal, sehingga pihaknya terus menjalin koordinasi dengan berbagai pihak untuk optimalisasi.
Menurutnya, salah satu biomassa yang potensial menjadi pembangkit tenaga listrik di Kaltim adalah bioenergi dari hasil pengolahan kelapa sawit, yakni berupa biogas dari proses organik limbah cair kelapa sawit jenis palm oil mill effluent (POME), karena tandan buah segar (TBS) Kaltim sangat melimpah.
"Untuk riset dari panas bumi pun sudah dilakukan di beberapa titik di Kaltim, terutama di sejumlah pemandian air panas yang sebenarnya panas air tersebut dari panas bumi. Hasil penelitian menunjukkan panas bumi di sejumlah kawasan hanya 50-60 derajat, padahal untuk bisa dijadikan pembangkit listrik, harus sampai 300 derajat," katanya.
Dalam seminar tersebut juga dirangkai dengan Pelantikan Pengurus Daerah IKA UB Kaltim periode 2023-2027. Dilantik sebagai Ketua IKA UB Kaltim adalah Myrna Asnawati Safitri dan puluhan pengurus lain.
Dalam kesempatan itu Myrna mengatakan, banyak alumni Universitas Brawijaya yang bekerja di sektor energi pada beberapa perusahaan di Kaltim, baik di industri baru bara, minyak dan gas, sehingga hal diharapkan memberikan sumbangsih terhadap alih energi yang saat ini masih dalam transisi energi.
"Di IKN yang menganut konsep pembangunan hijau, maka setiap kegiatan harus ramah lingkungan, termasuk dalam pemanfaatan listrik pun diupayakan melalui energi terbarukan. Untuk itu, saya harap kawan-kawan IKA UB Kaltim dapat memberikan masukan dalam penerapan EBT di IKN," kata Myrna.