Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menyatakan terdapat tiga aspek dalam memastikan bahwa pendidikan vokasi responsif terhadap tuntutan industri yaitu kurikulum, pembelajaran, dan sumber daya manusia (SDM).
“Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN siap untuk meningkatkan kolaborasi dengan industri khususnya dalam bidang pendidikan vokasi,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Salah satu upaya mengelaborasi ketiga aspek tersebut adalah melalui Konferensi Internasional Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (Technical and Vocational Education and Training/TVET) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Konferensi ini mengusung tema Collaborative Framework on TVET Reformation in Encouraging Innovation through Collaboration Between TVET and Business Entity/Industry.
Konferensi tersebut mempertemukan para pendidik, pakar industri, dan pembuat kebijakan dari 10 negara di Kawasan The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Selain itu terdapat juga satu perwakilan negara untuk mengeksplorasi kekuatan transformasi dari penguatan citra di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi sekaligus mendorong kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Kiki menjelaskan dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbudristek menggulirkan program dana padanan (matching fund) dan peraturan tentang pengurangan pajak super agar DUDI leluasa berkolaborasi dengan satuan pendidikan vokasi.
“Lewat konferensi ini kiranya terbentuk sebuah rekomendasi bersama antarnegara ASEAN mengenai pengakuan dan kesetaraan atas kompetensi lulusan pendidikan vokasi,” kata Kiki.
Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Uuf Brajawidagda terdapat tujuh negara yang berpartisipasi dalam konferensi ini yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, Laos, Kamboja, Filipina, Vietnam serta satu negara perwakilan yakni Timor Leste.
“Di dalam pelaksanaan konferensi, kami mendorong peserta untuk saling belajar dan saling berbagi praktik baik pendidikan dunia vokasi di negara masing-masing, untuk selanjutnya memperkaya hasil rekomendasi konferensi,” kata Uuf.