Penajam, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU), Kalimantan Timur, menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan untuk mendongkrak produktivitas pertanian hingga penanganan pascapanen untuk meningkatkan nilai tambah.
"Program Bank Indonesia biasanya berkaitan pengendalian inflasi, sehingga kerja sama yang kami lakukan tahun 2022 kemarin adalah konsentrasi pada produk yang menjadi penyumbang inflasi," kata Plt Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten PPU Arief Murdyatno di Penajam, Rabu.
Terdapat dua komoditas pertanian yang sempat memicu terjadinya inflasi di PPU pada 2022 lalu, yakni beras dan bawang merah, sehingga kedua komoditas ini yang ditangani pihaknya bersama Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan.
Berkat dua lembaga dalam menangani dua komoditas tersebut, sehingga produktivitas padi dan bawang merah di PPU mengalami kenaikan, sehingga laju inflasi bisa ditekan seiring bertambahnya produksi.
Sebelumnya, lanjut Arief, produksi bawang merah di daerah itu sebanyak 5 ton per hektare (ha), namun setelah mendapat pembinaan sekaligus pendampingan bersama, kini produktivitas bawang merah naik menjadi rata-rata 8 ton per ha.
Untuk tanaman bawang merah, lanjutnya, dikonsentrasikan di Desa Rintik, Kecamatan Babulu. Sedangkan dalam pendampingan yang dilakukan bukan hanya dari sisi budi daya, tapi hingga penanganan pascapanen sehingga memiliki ketahanan waktu dan berdaya saing dengan produk dari luar.
Bahkan, lanjutnya, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten PPU pun turut hadir, yakni dari sisi pembinaan untuk pengemasan produk olahan bawang merah goreng hingga pemasaran, sehingga hal ini berdampak pada peningkatan nilai produk bagi masyarakat setempat.
Sedangkan untuk komoditas padi, lanjut ia, sebelum dilakukan pendampingan oleh Bank Indonesia, produktivitas padi di kawasan itu 3,3 ton gabah kering giling (GKG) per ha, namun setelah dilakukan pendampingan pada 2022 naik menjadi 3,7 ton GKG per ha.
"Untuk budi daya padi yang dibina oleh Bank Indonesia saat ini masih difokuskan di Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu karena di sana merupakan kawasan pertanian padi. Pengembangan padi dengan optimalisasi pupuk organik di Gunung Mulia ini merupakan percontohan, ke depan harus dikembangkan ke kawasan lain," katanya.