Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sekretaris Komisi I DPRD Kaltim, Syaparudin, dan anggota Komisi III, Muhammad Adam Sinte, menyatakan setuju Bandara Sepinggan Balikpapan diganti namanya menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman.
Namun mereka mengusulkan agar nama "Sepinggan" tidak dihilangkan. Di belakang nama Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman agar ditambah dengan Sepinggan, sehingga menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan.
"Ini jalan tengah yang saya tawarkan. Satu sisi kita menghargai tokoh dan pendahulu kita, Sultan Aji Muhammad Sulaiman, sementara di sisi lain, nama Sepinggan tidak hilang," kata Syaparuddin, wakil rakyat asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari daerah pemilihan III Kukar-Kubar ini, Minggu (24/2).
Dia mengharapkan, nama yang dia tawarkan tersebut dapat diterima oleh semua pihak, baik keluarga Kesultanan Kutai dan Gubernur Kaltim, H Awang Faroek Ishak selaku pengusul, juga sejumlah kalangan yang sebelumnya menolak penggantian nama Bandara Sepinggan tersebut.
Menurut Syaparudin, berdasarkan catatan sejarah, Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sultan Kutai Kartanegara ke-18 yang bergelar Sri Paduka Sultan Aji Muhammad Sulaiman al-Adil Khalifatul Mu'minin bin Aji Muhammad Salehuddin, merupakan pemimpin yang arif, adil dan bijaksana.
Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang lahir tanggal 8 Februari 1838, semasa memerintah dikenal tekun mengajarkan Islam, hingga tiap tahun menghajikan rakyatnya. Dia juga aktif mengadakan hubungan dengan Kerajaan Arab Saudi, bahkan sempat membangun pemondokan haji di Tanah Suci kemudian dihadiahkan kepada kerajaan di sana. Sultan juga menempatkan para ulama sebagai penasehat kerajaan sepanjang pemerintahannya.
Sultan Aji Muhammad Sulaiman juga cerdas memanfaatkan potensi sumber daya alam di wilayah kekuasaannya. Dia pada tahun 1882 memberikan hak konsesi untuk kegiatan penambangan batu bara yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda selama 75 tahun di Batu Panggal. Tokoh penggerak pertambangan batu bara ini adalah insinyur Belanda, JH Menten.
Tahun 1889, Sultan Aji Muhammad Sulaiman juga memberikan hak konsesi kegiatan eksploitasi minyak di Sanga Sanga dan Mathilda Balikpapan kepada JH Menten.
"Pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman kerajaan Kutai Kartanegara mencapai masa keemasannya. Kebaikan-kebaikan yang dia lakukan pada masanya, layak menjadi inspirasi kita sekarang untuk mewujudkan Kaltim yang lebih baik, maju dan rakyatnya adil makmur sejahtera. Jadi wajar sebagai bentuk penghargaan kepada pendahulu, namanya kita abadikan menjadi nama Bandara Internasional di Balikpapan," kata Syaparudin.
Dia menambahkan, DPRD Kaltim sudah sepakat membentuk Pansus untuk menindaklanjuti surat usulan dari gubernur kepada Dewan menyangkut penggantian nama Bandara Sepinggan. Pansus ini bekerja untuk menyerap masukan dari semua pihak, sebelum DPRD Kaltim mengeluarkan rekomendasi.
Sedangkan anggota Komisi III DPRD Kaltim asal daerah pemilihan II Balikpapan, PPU dan Paser, Muhammad Adam Sinte mengatakan, sebelum Dewan mengambil keputusan sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat tentang sosok Sultan Aji Muhammad Sulaiman.
Ini agar mereka mendapatkan pemahaman yang terang benderang mengenai sultan yang disegani pada masanya tersebut.
"Kalau masyarakat sudah memperoleh pemahaman yang baik, Insya Allah mereka bisa menerima penggantian nama Bandara Internasional di Balikpapan tersebut. Tapi banyak konstituen berpesan kepada saya, agar nama Sepinggan jangan dihapuskan. Barangkali kalau diganti, nama bandaranya bisa menjadi Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan," kata Adam Sinte. (Humas DPRD Kaltim/adv/mir)
Syaparudin-Adam Setuju Penggantian Nama Tanpa Hilangkan "Sepinggan"
Senin, 25 Februari 2013 6:11 WIB
Kalau masyarakat sudah memperoleh pemahaman yang baik, Insya Allah mereka bisa menerima penggantian nama Bandara Internasional di Balikpapan tersebut