Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Sejak lima hari terakhir, pasokan bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina ke Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur terhambat sehingga masyarakat setempat kesulitan mendapatkan BBM.
Kelangkaan ini terjadi di Pulau Nunukan sebagai ibukota kabupaten dan wilayah lainnya di kabupaten ini, kata seorang warga Pulau Nunukan, Tasrif Amin, di Nunukan, Sabtu.
Akibat BBM tidak pada semua Agen Premiun, Minyak dan Solar (APMS) sejak lima hari terakhir menyebabkan aktivitas warga lumpuh, ujarnya.
"Kasihan kita di sini, sejak dua hari ini, sangat jarang kelihatan yang naik motor. Mobil angkutan maupun pribadi jarang sekali berkeliaran," kata Tasrif.
Tiga hari yang lalu, lanjut dia, masih banyak bensin eceran yang diperjualbelikan warga yang dipajang di pinggir jalan seharga Rp10.000 per botol, dengan takaran kurang dari satu liter.
Kelangkaan BBM di wilayah perbatasan sebenarnya sudah sering terjadi dan belum bisa dicarikan solusi oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan sampai saat ini, kata Tasrif.
Ketiadaan BBM khususnya bensin atau premium yang terjadi pekan ini membuat kondisi perekonomian masyarakat lumpuh, katanya.
Lain halnya yang dialami warga Pulau Sebatik. Masyarakat di pulau yang berbatasan dengan Malaysia ini tidak terlalu diresahkan dengan kelangkaan BBM di ibukota Kabupaten Nunukan.
Tidak adanya bensin di APMS sejak lima hari yang lalu, harga bensin eceran yang dijual per botol mencapai Rp12.000.
Salah seorang warga Pulau Sebatik, Amirullah di Sebatik, Sabtu, mengatakan bahwa kebutuhan bensin bagi masyarakat di pulau ini tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya berhubung adanya bensin asal negara tetangga Malaysia sebagai alternatif.
"Kalau kita di Sebatik tidak terlalu kesulitan bensin karena kalau tidak suplai dari pertamina di APMS, masih ada alternatif dari Tawau (Malaysia)," ucapnya.
Menurut dia, harga bensin asal Malaysia dijualkan Rp 6.500 sampai Rp7.000 per liternya. Dan kualitas bensinnya sama dengan pertamax di Indonesia. (*)
