Samarinda (ANTARA) - Tim Kelompok Program Inovasi Seni Nusantara Universitas Mulawarman menggalakkan revitalisasi lagu asli Kalimantan Timur agar warisan budaya tidak punah di menghadapi digitalisasi industri kreatif.
"Kami melihat urgensi untuk segera melakukan langkah konkret sehingga warisan budaya tak benda Kaltim tidak hilang dan tetap relevan untuk Generasi Z," kata Ketua Tim Kelompok Program Inovasi Seni Nusantara Universitas Mulawarman, Zamrud Whidas Pratama di Samarinda, Jumat.
Zamrud menilai lagu-lagu daerah seringkali terpinggirkan karena minat generasi penerus semakin berkurang untuk mempelajari maupun mendengarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi revitalisasi yang dirancang oleh tim tidak hanya berfokus pada pengarsipan semata, melainkan menyasar pemanfaatan media digital secara masif sebagai jembatan komunikasi budaya.
Tim itu mengemas ulang lagu-lagu tradisional dengan aransemen yang lebih segar dan kekinian tanpa menghilangkan esensi nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
"Pendekatan kami sangat krusial mengingat anak muda zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di platform streaming musik dan media sosial ketimbang mendengarkan radio konvensional," kata Zamrud.
Baca juga: Kaltim gali talenta seni daerah
Selain aspek teknologi, kolaborasi lintas sektor antara akademisi, praktisi seni, dan pemerintah daerah menjadi pondasi utama keberhasilan program pelestarian itu.
Kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan mampu mengintegrasikan kembali pengenalan lagu daerah ke dalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah dasar hingga menengah.
Para maestro seni lokal juga dilibatkan secara aktif untuk memberikan bimbingan teknis mengenai cengkok dan makna filosofis lagu agar tidak terjadi pergeseran makna saat diaransemen ulang.
Momentum pagelaran seperti Samarinda Cultural Festival dipandang sebagai panggung yang paling efektif untuk memamerkan hasil inovasi karya seni nusantara ini kepada khalayak luas.
"Upaya itu bertujuan untuk menumbuhkan kembali rasa bangga dan identitas kultural masyarakat Kalimantan Timur terhadap kekayaan seni audial yang mereka miliki," demikian Zamrud.
Baca juga: Bupati Kukar: Pagelaran budaya desa bagian pelestarian adat
