Samarinda, Kaltim (ANTARA) - Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim), melalui unit teknisnya, menggandeng Universitas Mulawarman (Unmul) mengembangkan kultur jaringan dan aklimatisasi untuk memperbanyak tanaman yang mampu menghasilkan bibit yang sehat dan berkualitas.
"Kegiatan ini berangkat dari urgensi penguasaan teknologi kultur jaringan, sebuah metode modern perbanyakan tanaman yang mampu menghasilkan bibit seragam, sehat, dan bebas patogen," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP) Disbun Kaltim Ruspiansyah di Samarinda, Kaltim, Sabtu.
Di tengah tantangan peningkatan produktivitas perkebunan dan kehutanan di Kaltim, lanjutnya, metoda ini menjadi solusi strategis untuk mempercepat ketersediaan bibit unggul yang tahan terhadap perubahan iklim serta memiliki produktivitas tinggi.
Kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi diyakini bisa meningkatkan produktivitas perkebunan, sehingga hasil pengembangan ini pun kemudian ditularkan kepada para penyuluh perkebunan di Kaltim melalui pelatihan kultur jaringan dan aklimatisasi.
"Pelatihan ini telah kami gelar dua hari pada 24-25 November 2025 bersama Unit Penunjang Akademik Sumber Daya Hayati Hutan Tropis Lembab (UPA SDHHTL) Unmul Samarinda," kata Ruspiansyah.
Baca juga: Disbun Kaltim telusuri sumber benih kelapa unggul untuk dikembangkan
Ia menjelaskan bahwa pelatihan tersebut menghadirkan pendekatan lebih aplikatif melalui perpaduan teori dan praktik laboratorium, yakni untuk memadukan keahlian perguruan tinggi dengan kebutuhan teknis penyuluhan di lapangan.
Unmul digandeng karena memiliki UPA SDHHTL yang menjadi pusat penelitian dan pengembangan sumber daya hayati dan memiliki fasilitas laboratorium kultur jaringan memadai, sementara UPTD P2TP Disbun Kaltim berperan sebagai garda terdepan dalam menyebarluaskan teknologi ini kepada pelaku perkebunan.
Sinergi kedua lembaga yang diwujudkan melalui pelatihan ini dirancang untuk memperkuat keterampilan teknis peserta atau para penyuluh, dimulai dari teori dan praktik laboratorium kultur jaringan di UPA SDHHTL, dilanjutkan dengan praktik lapangan.
Sementara, Ahmad Syariefudin, ahli kultur jaringan Unmul, menyatakan bahwa sejumlah hal yang telah disampaikan kepada penyuluh antara lain prinsip dasar perbanyakan kultur in-vitro, prosedur sterilisasi alat dan bahan, formulasi media kultur, teknik inisiasi, multiplikasi, dan pemeliharaan eksplan.
"Setiap tahap mulai dari sterilisasi hingga pemeliharaan eksplan, sangat menentukan kualitas bibit yang dihasilkan, karena tujuan dari pelatihan adalah untuk menciptakan bibit yang kuat, cepat tumbuh, dan bebas penyakit," kata Ahmad.
Baca juga: Lab kultur jaringan Kaltim diminta kembangkan banyak varietas unggul.
