Penajam (ANTARA) -
"Lomba ini kami gelar dua hari yang dibuka kemarin oleh Bapak Wakil Bupati PPU. Sekarang merupakan hari terakhir lomba mancing. Hari ini pun ada lomba merajut khusus untuk kaum ibu," ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Api-Api, Abu Thalib di Pantai Gelora, Minggu.
Lomba mancing di Dermaga Pantai Gelora sepanjang 250 meter ini diikuti oleh 92 peserta dengan biaya pendaftaran Rp60 ribu per orang.
Dari 92 peserta ini, untuk lombanya dibagi dua kelompok dalam dua hari, yakni 46 orang di hari pertama dan 46 orang lagi di hari kedua.
Menurutnya, salah satu tujuan lomba adalah untuk memperkenalkan Pantai Gelora ke khalayak umum, karena pantai yang memiliki luas sekitar 27,5 hektare ini sekarang dalam persiapan pengembangan wisata berbasis lingkungan, yakni dengan konsep ekonomi-ekologi melalui pelestarian mangrove jenis avicennia marina (api-api).
Sementara Hamdan Pongrewa selaku Wakil Bupati PPU, saat membuka lomba sehari sebelumnya, mengaku salut kepada peserta lomba dan semua undangan serta penonton yang hadir, karena semuanya memakai masker untuk mencegah penularan COVID-19.
Ditanya mengenai pengembangan wisata Pantai Gelora ke arah ekonomi ekologi, ia mengaku sangat mendukung, apalagi dalam pengembangannya diarahkan pada pelestarian lingkungan, mengingat isu mengenai lingkungan mulai dulu hingga kini masih menjadi isu yang menarik.
"Isu lingkungan sejak dulu sampai sekarang tetap menjadi hal yang seksi karena kaitannya adalah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Saya sudah melihat konsep pengembangan ekowisata ini yang dipaparkan oleh Pak Sunarto selaku Penanggungjawab Program P2KPM Kabupaten PPU," katanya.
Sebelumnya, Penanggungjawab Program Pembangunan, Pemberdayaan Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (P2KPM) Kabupaten PPU Sunarto Sastrowardojo, bersama perwakilan Pemerintah Desa Api-Api dan pengurus Pokdarwis setempat telah mempresentasikan rencana pengembangan Objek Wisata Pantai Gelora.
Dalam presentasi ini Sunarto menayangkan video tiga dimensi (3D) yang menjelaskan kondisi pantai dalam beberapa tahun ke depan, seperti video 3D yang diambil dari sisi udara dan dari semua sudut, termasuk ribuan mangrove dan sejumlah bangunan kayu sebagai daya tarik objek tersebut.
Dalam video 3D itu tampak rancangan pengembangan ekowisata mangrove yang dimulai dari Gerbang Jodoh, kemudian memasuki jembatan titian yang di kanan kirinya ditumbuhi mangrove jenis api-api teduh, sehingga mangrove ini membentuk kanopi di sepanjang jalan dari jembatan kayu tersebut.
Tampak pula dalam video tersebut bangunan kayu seperti rumah informasi (mangrove centre), sekolah alam, galeri budaya, pendopo singgah, home stay, menara pantau, mushala, dermaga wisata, dermaga nelayan, area swafoto, jaringan air bersih dan jaringan internet.
"Saya sangat terkesan dengan rancangan ini, apalagi dalam pengembangannya memadukan ekonomi-ekologi, tentu ini sangat bagus karena selain membangun wisata untuk memberdayakan masyarakat juga membangun lingkungan sehat melalui mangrove yang sesuai dengan alam lokal Pantai Gelora," ucap Hamdam.