Samarinda (Antaranews Kaltim) - Komunitas Gerakan Merawat dan Menjaga Parit (Gemmpar) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menyebut parit sebagai salah satu objek vital yang harus dijaga, karena memiliki fungsi mengalirkan air untuk mencegah banjir.
"Berdasarkan sejarah, Samarinda merupakan kota air karena dulu permukaannya sama rendah dan terendam air jika sungai pasang tinggi, namun kini dataran rendah itu diuruk dijadikan permukiman sehingga banjir pun tetap membayangi," ujar Sekretaris Gemmpar Krisdiyanto dihubungi dari Samarinda, Jumat.
Masalah vitalnya fungsi parit di kawasan perkotaan merupakan tema yang diangkat Gemmpar dalam pemaparan lomba Komunitas Peduli Sungai tingkat nasional yang digelar di Surabaya, Jatim, pada 3-4 Mei 2018.
Lomba ini mengundang 34 provinsi dengan jumlah peserta sebanyak 57 komunitas dan terbagi tiga kelompok, yakni kolompok satu diikuti 18 komunitas, kelompok dua diikuti 19 komunitas dan kelompok tiga ada 20 komunitas. Adapun Gemmpar masuk di kelompok dua.
Mengingat begitu vitalnya parit yang bisa mencegah banjir dan fungsi lain, lanjut Krisdiyanto, Gemmpar terus memberikan pengertian kepada masyarakat dan pemerintah akan pentingnya fungsi parit, termasuk berkampanye terkait larangan membuang sampah ke parit.
Kampanye dilakukan bukan hanya lewat mulut dan tulisan, tapi juga melalui contoh riil, yakni terjun langsung ke parit dan masuk gorong-gorong untuk mengangkat berbagai sumbatan yang menghalangi perjalanan air.
Sedangkan sumbatan yang kerap diangkat anggota dan relawan Gemmpar Samarinda dari dalam parit, antara lain sedimentasi, batu, kayu, boneka, plastik, dan aneka jenis sampah lain baik yang sengaja dibuang ke parit atau sampah darat yang larut ke parit ketika hujan.
Bahkan, Ketua Gemmpar Samarinda Khairil Marzuki Tanjung pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa saat ini parit telah menjadi pasar loak serba ada, karena berbagai barang murahan hingga merk terkenal di pasar swalayan ada dalam parit.
"Sebab ketika pemiliknya sudah tidak memerlukan lagi, barang-barang tersebut kemudian dibuang ke parit," ujarnya.
Kondisi inilah yang kemudian menjadikan Kota Samarinda sering dilanda banjir ketika hujan deras, karena air tidak bisa lancar mengalir dalam parit.
"Kaitannya parit dengan lomba komunitas peduli sungai yang kami ikuti, karena apa pun yang ada di parit, bisa dipastikan akan mengalir ke sungai. Makanya kecintaan kami terhadap sungai juga diimbangi dengan menjaga dan merawat sumber pencemarannya, termasuk pencemaran dari parit," kata Kris.
Ia melanjutkan bahwa sungai merupakan sarana vital bagi kehidupan karena airnya masih digunakan warga untuk keperluan sehari-hari.
Bahkan, Perusahaan Daerah Air Minum Kota Samarinda juga masih mengandalkan air sungai sebagai sumber baku untuk produksi air bersih yang dikonsumsi warga.
"Atas besarnya fungsi sungai bagi kehidupan manusia, keberlangsungan hidup aneka jenis ikan, invertebrata air lainnya di sungai, termasuk untuk kebersihan dan keindahan, maka seharusnya sungai tidak boleh dikotori. Salah satu caranya adalah menjaga parit agar tidak dijadikan pembuangan limbah," tuturnya.(*)
Gemmpar sebut parit termasuk objek vital mencegah banjir
Jumat, 4 Mei 2018 23:57 WIB