Balikpapan (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan air hujan sejumlah 2,08 miliar meter kubik dari hujan selama pekan kedua Januari 2021 menjadi penyebab utama banjir di Kalimantan Selatan.
“Sementara volume yang bisa ditampung Sungai Barito dalam kondisi normal adalah 238 juta meter kubik,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen PPKL KLHK) Karliansyah, Selasa.
Air yang tidak tertampung itulah yang meluap dan menggenangi pemukiman penduduk di 10 kabupaten dan kota di provinsi tertua di tenggara Pulau Kalimantan tersebut.
Kemudian hujan dengan curah dan debit air yang sangat tinggi tersebut disebabkan anomali cuaca.
Penjelasan KLHK ini sejalan dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo sehari sebelumnya saat meninjau keadaan dan menengok korban banjir di Kabupaten Banjar.
“Volume air hujan yang turun mencapai 2 miliar kubik lebih,” kata Presiden Jokowi.
Dilanjutkan oleh Dirjen Karliansyah, selama anomali cuaca ini curah hujan di Kalimantan Selatan menjadi 8-9 kali lebih banyak dibanding hari-hari hujan biasa di bulan Januari.
Normalnya curah hujan bulanan Januari 2020 di Kalimantan Selatan adalah sebesar 394 mm, sementara curah hujan harian antara 9-13 Januari 2021 atau selama 5 hari mencapai 461 mm.
Data rinci di Kabupaten Tanah laut debit sungai 645,56 m kubik per detik sementara kapasitas atau daya tampung Sungai Pelaihari hanya 410,73 m kubik per detik.
Di Kabupaten Banjar debit sungai terjadi 211,59 m kubik per detik, kapasitas Sungai Martapura 47,99 m kubik per detik. Di Kabupten Hulu Sungai Tengah tercatat debit Sungai Amandit mencapai 333,79 m kubik per detik padahal kapasitas sungai hanya 93,42 m kubik per detik).
Sungai Barito adalah sungai sepanjang 800 km lebih yang membentang dari hulunya di Pegunungan Muller di Kalimantan Tengah bagian utara hingga muaranya di Laut Jawa dekat Banjarmasin, ibukota Kalimantan Selatan.
Sungai Barito mempunya sub sistem atau tempat sungai-sungai besar lain bermuara. Sungai Martapura yang berhulu di Pegunungan Meratus di bagian selatan dan membelah Kota Martapura dan Kota Banjarmasin bermuara di Sungai Barito.
Begitu pula Sungai Amandit dan Sungai Barabai yang juga berhulu di Pegunungan Meratus di kawasan yang menjadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah.
Ada juga Sungai Negara yang sejajar dengan Sungai Barito, berhulu di rawa-rawa besar Hulu Sungai Utara, lalu memuntahkan airnya di Sungai Barito di Kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala.
Selama hujan lima hari pekan lalu tersebut, sungai-sungai ini dipenuhi air melebihi daya tampungnya hingga akhirnya air menggenangi jalanan dan pemukiman masyarakat.