Balikpapan (ANTARA) - Jarak pandang di bawah laut menjadi kendala dari tim pencarian dan pertolongan (Search And Rescue/SAR) gabungan dalam pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Muchlisa di perairan Penajam Paser Utara (PPU).
"Yang menjadi kendala itu khususnya tim penyelam adalah visibility atau jarak pandang yang terbatas, jadi bila dicari secara konvensional sedikit menghambat," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas IA atau Basarnas Balikpapan, Dody Setiyawan, Selasa (6/5).
Ia mengemukakan, dalam pencarian hari kedua ini memiliki titik fokus di bawah air dengan mengerahkan tim penyelam baik dari Basarnas, TNI AL, Polairud, hingga penyelam tradisional.
"Dan kami melakukan pencarian sekitar kapal dan di dalam kapal itu sendiri," tuturnya.
Menurut Dody, selain jarak pandang yang terbatas, kapal yang karam itu posisinya juga miring dan masih banyak kendaraan yang terparkir di dalamnya.
"Sehingga sulit untuk mendeteksi, dimana tim penyelam masih menduga-duga," ungkapnya.
Pada pencarian di hari kedua ini, tim SAR turut mendapatkan bantuan dari Korps Brimob Mabes Polri yang menempatkan sejumlah anggotanya di Kaltim.
Dody menuturkan dari kepolisian tersebut mengerahkan kendaraan bawah air nir-awak (Remotely Operated Vehicle/ROV) yang dioperasikan dari kabin kapal Basarnas.
"Paling tidak menggunakan teknologi itu, titik koordinat korban bisa diketahui berada dimana," harap Dody.
Bila dilihat, dari layar komputer jinjing hasil dari perekaman langsung ROV itu memang kondisi air berwarna hijau cukup pekat. Kendati demikian, alat itu juga dilengkapi oleh sensor sonar.
Lanjut Dody, selain melakukan pencarian di bawah air, tim SAR gabungan juga turut melakukan pencarian di permukaan laut kurang lebih seluas 100 mil laut.
"Kami juga menggunakan teknologi pesawat nir-awak untuk melakukan penyisiran melalui pantauan udara," tutur Dody.
Hingga operasi SAR gabungan pada hari ke dua ini ditutup, tim SAR berhasil mengevakuasi satu dari dua korban yang diduga terjebak di dalam kapal.

Dody menyampaikan korban itu bernama Ilham yang menjabat sebagai kelasi satu di kapal tersebut, Ilham ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di ruang istirahat kelas ekonomi kapal tersebut.
Saat ditemukan, menurut Dody, Ilham tidak menggunakan seragam kerja, dan jasadnya masih dalam kondisi utuh.
Lantas jasad tersebut dibawa menuju posko gabungan tim SAR yang terletak di Pelabuhan Semayang Balikpapan dan dilanjutkan dibawa menuju Rumah Sakit Bhayangkara untuk keperluan otopsi.
Setelah dilakukan otopsi, jasad Ilham kemudian dikembalikan ke kediamannya yang terletak di kawasan PPU menggunakan kapal dari TNI AU, jasa Ilham tiba kembali di Pelabuhan Semayang Balikpapan pukul 20.05 WITA.
"Dengan ditemukannya jasad Ilham, maka pada operasi SAR esok hari kami memiliki fokus untuk mencari korban selanjutnya yakni Khayu," tuntas Dody.