Balikpapan (ANTARA) - Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang mengelola Kilang Balikpapan, menutup program tanggung jawab sosial “Rumah Berdaya KPI” dengan keberhasilan memberdayakan sebanyak 84 perempuan sekaligus mengurangi limbah tekstil dan plastik.
Program yang berjalan sejak 2023 ini menjadi contoh wadah pelatihan keterampilan menjahit dan daur ulang, serta membangun ekosistem ekonomi sirkular yang menghubungkan peserta dengan peluang pasar.
Pejabat Sementara Sekretaris Perusahaan KPI, Milla Suciyani, mengungkapkan, Rumah Berdaya KPI telah menciptakan 6.178 jam kerja produktif dan meningkatkan pendapatan peserta hingga 3–4 kali lipat. Potensi pendapatan kelompok bahkan mencapai Rp10 juta per bulan.
“Rumah Berdaya KPI sudah memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” kata Milla.
Dampak lingkungan juga signifikan. Program ini juga memberi teladan dengan keberhasilannya mengolah 295,5 kilogram limbah tekstil dan plastik menjadi produk bernilai tambah, serta menurunkan emisi karbon sebesar 5,15 ton karbondioksida.
Pada 2026, kapasitas daur ulang diprediksi meningkat hingga 1 ton limbah dengan potensi pengurangan emisi mencapai 16 ton karbondioksida.
Salah satu peserta, Eti (44), menuturkan, dengan pendapatan dari usaha jahit di Rumah Berdaya KPI, kini ia mampu menata kembali perekonomian keluarganya.
"Kami belajar menjahit dan mendaur ulang plastik, menghasilkan produk ramah lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan,” ujarnya.
Selain Eti, ada 83 peserta perempuan lannya yang juga dipercaya mengerjakan proyek daur ulang untuk merek fashion ternama. Mereka semua berhasil menyelamatkan lebih dari 255 kilogram limbah kain.
Rumah Berdaya KPI antara lain memproduksi sarung laptop dan kertas serut plastik untuk kebutuhan komersial.
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari kerjasama dengan mitra Liberty Society Foundation, yang merupakan social enterprise bersertifikat B Corp, dalam hal ini lembaga yang fokus pada pelatihan dan pemberdayaan perempuan rentan melalui solusi ekonomi sirkular.
CEO Liberty Society Foundation, Tamara Gondo, sangat mengapresiasi kolaborasi ini. Menurutnya, upaya yang dilakukan oleh KPI dan Liberty Society Foundation telah membuktikan bahwa dampak sosial dan lingkungan bisa berjalan beriringan melalui pendekatan ekonomi sirkular.
“Program ini bukan sekadar kegiatan amal, tetapi merupakan inisiatif berkualitas tinggi yang berdampak nyata secara sosial dan lingkungan,” ungkap Tamara.
Setelah berjalan selama dua tahun, program Rumah Berdaya KPI berakhir pada 11 Desember 2025. Penutupan program ini mempertemukan perwakilan KPI, Liberty Society Foundation, dan para penerima manfaat.
“Perubahan yang dialami para peserta menjadi bukti bahwa pemberdayaan mampu menciptakan dampak berkelanjutan bagi individu, keluarga, dan komunitas. Dan kami bangga bisa menjadi bagian dari perubahan tersebut,” demikian Milla.
