Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, berencana merevitalisasi kompleks pertokoan Citra Niaga di Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota, untuk dijadikan ruang terbuka yang nyaman atau semacam "city walk".
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda Aji Syarif Hidayatullah kepada wartawan di Samarinda, Senin, mengatakan, revitalisasi kawasan Citra Niaga merupakan salah satu bagian dari upaya menjadikan Kota Samarinda menuju kota cerdas (smart city).
"Dalam revitalisasi nanti akan dibuat atap di tengah jalan agar pejalan kaki tidak terkena panas matahari dan kendaraan juga tidak boleh masuk agar pejalan kaki lebih nyaman. Selain itu, kita akan buat lukisan tiga dimensi di jalan sebagai lokasi untuk `selfie` (foto diri)," katanya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini di komplek Citra Niaga terdapat 128 kios barang bekas atau loakan, 180 rumah toko dan 270 kios atau lapak.
Menurut Aji, anggaran untuk revitalisasi komplek pertokoan Citra Niaga diperkirakan mencapai Rp4 miliar. Selain menggunakan dana APBD Kota Samarinda, pemkot juga akan melibatkan para pedagang untuk membiayai perbaikan kios masing-masing.
"Revitalisasi ini kita anggap sangat mendesak, karena jika tidak segera digarap, ada kekawatiran kawasan Citra Niaga menjadi tempat maksiat (prostitusi jalanan) yang mencoreng citra Kota Samarinda," katanya.
Selain revitalisasi Citra Niaga, untuk mewujudkan Samarinda Smart City, pemkot juga meluncurkan "quick win dengan aplikasi e-warga, e-kelurahan, website kelurahan, dan antrean dalam jaringan (online).
"Dengan aplikasi antre online, diharapkan tidak ada lagi antre-antre warga yang ingin mendapatkan pelayanan di kantor pemerintahan," tambah Aji.
Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang meminta seluruh jajarannya melakukan perubahan untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi demi mewujudkan program kota pintar.
"Semua perangkat daerah harus siap, sebab bagaimana kita bisa berpikir cerdas, berpikir semua cepat, berpikir semua inovasi, kalau perangkatnya tidak siap," kata Jaang.
Menurut Jaang, program kota pintar harus bisa diikuti seluruh pemangku kepentingan, sehingga perlu ada sosialisasi secara luas kepada masyarakat.
"Pemerintah perlu melibatkan pihak yang memiliki kompentensi untuk memecahkan suatu masalah, terutama di bidang teknologi informasi," tambahnya.
Kota Samarinda menjadi bagian 25 kota yang terpilih dari 100 kota di Indonesia dalam program smart city yang dicanangkan pemerintah pusat. (*)