Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Omzet pedagang kaki lima (PKL) elektronik relokasi Citra Niaga yang saat ini menempati kios di kawasan GOR Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, menurun drastis.
Sejumlah penjual telepon genggam yang ditemui, Selasa sore, mengeluhkan kurangnya sosialisasi Pemerintah Kota Samarinda menjadi penyebab anjloknya pendapatan mereka sejak sebulan lebih menempati kios di kawasan GOR Segiri tersebut.
"Sudah sebulan lebih kami menempati kios yang telah disiapkan Pemerintah Kota Samarinda ini, namun bukannya kami memperoleh keuntungan tetapi justru penghasilan kami menurun drastis sebab masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pemindahan ini," ungkap salah seorang penjual telepon genggam, Muhammad Jufri.
Saat masih menempati kios di kawasan Citra Niaga, kata Muhammad Jufri, setiap pedagang dapat transaksi telepon genggam 10 hingga 15 unit per hari.
"Saat ini, rata-rata kami hanya bertransaksi satu hingga dua unit telepon genggam per hari bahkan kadang dalam satu hari tidak ada pembeli. Tetapi kami masih sedikit beruntung dibanding para penjual kelontongan yang lokasinya berada di belakang sehingga dalam sepekan belum tentu mendapatkan pembeli," kata Muhamad Jufri.
Pedagang lainnya, Solehuddin juga mengeluhkan menurunnya omzet penjualan telepon genggam pasca relokasi tersebut.
"Awalnya, kami berharap dengan relokasi ini, bisnis telepon genggam kami lebih cerah sebab selain berada di areal pusat kegiatan olah raga yakni di GOR Segiri tempat ini juga berada di pusat kota. Tetapi ternyata apa yang menjadi harapan kami jauh dari kenyataan sebab walaupun cukup ramai warga yang melintas atau beraktivitas tetapi kios elektronik ini jarang dikunjungi warga," ungkap Solehuddin.
Selain minimnya sosialisasi, tata letak kios elektronik di GOR Segiri itu juga, kata para pedagang, menjadi penyebab menurunnya omzet mereka.
"Puluhan kios berada dalam areal pagar sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan kios tersebut. Semestinya, pemerintah membuat spanduk dan pengumuman di depan pintu masuk kawasan itu sehingga warga yang melintas melihat keberadaan kios-kios tersebut. Memang, penempatan pedagang itu berdasarkan undian sehingga yang beruntung akan mendapatkan kios di pinggir jalan sementara yang kurang beruntung harus rela berada di tempat yang letaknya tersembunyi," kata pedagang lainnya, Adi.
Berbeda dengan kedua penjual telepon genggam sebelumnya, Adi mengaku omzetnya tetap stagnan pasca relokasi tersebut.
"Mungkin masih baru sehingga pelanggan kami belum tahu jika PKL Citra Niaga dipindahkan ke sini. Namun, kami tetap optimistis relokasi ini akan mendatangkan keuntungan bagi kami sebab selain posisinya cukup strategis juga iuran yang dibebankan relatif murah yakni Rp125 ribu per bulan termasuk untuk pembayaran kebersihan dan listrik," ungkap Adi. (*)