Penajam (ANTARA Kaltim) - Kondisi gundukan jembatan di Jalan Provinsi Kilometer 14 Lawe-Lawe Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang cukup tinggi diduga menjadi pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Sejumlah warga yang ditemui di Penajam, Jumat, menuturkan gundukan di jembatan Lawe-Lawe terlalu tinggi dan perlu dibenahi agar memberi kenyamanan pengguna jalan.
"Hampir setiap malam saya dikejutkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di jembatan itu," kata Sila Susilo, warga Kelurahan Lawe-Lawe yang rumahnya berada dekat jembatan itu.
Menurut ia, diduga desain jembatan di jalan poros yang menghubungkan Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan itu sering terjadinya kecelakaan lalu lintas, karena kendaraan rawan terpental.
Pembangunan jembatan dan perbaikan drainase di Jalan Provinsi Kilometer 14 RT 02 Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam, itu menggunakan dana CSR (corporate social responsibility) Chevron Indonesie Company.
Sejak rampung dan dibuka secara umum tiga pekan lalu, hingga kini puluhan pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat mengalami kecelakaan saat melalui jembatan Lawe-Lawe tersebut.
Faktor tidak ada lampu penarangan jalan umum di wilayah Lawe-Lawe membuat semakin rawan, karena pengendara tidak mengetahui gundukan jembatan yang mencapai setengah meter lebih tinggi dari badan jalan.
"Hampir setiap hari terjadi kecelakaan dan banyak pada malam hari, karena pengendara kendaraan tidak mengetahui gundukan jembatan itu cukup tinggi," ujar Agus, warga Kelurahan Lawe-Lawe lainnya.
Pengendara kendaraan yang tidak mengetahui gundukan jembatan cukup tinggi itu lanjut Agus, akan terpental jika tidak menurunkan kecepatan kendaraannya.
"Kalau tidak perhatikan kondisi jembatan, terutama malam hari gelap tidak ada lampu penerangan, jalan lurus jadi pengendara bisa memacu kencang kendaraannya," tambahnya.
Warga RT 02 Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam, menyebutkan dalam sehari pasti ada pengendara kendaraan yang terjatuh saat melalui jembatan tersebut ketika tidak mengurangi kecepatan kendaraan, dan paling banyak yang terpental kendaraan roda dua. (*)