Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota Balikpapan mulai menyiapkan tahapan pengalihan skema layanan transportasi perkotaan Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman (TEMAN) bus yang saat ini dijalankan dengan dukungan pemerintah pusat hingga 2027.
“Kerja sama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjenhubdar) dimulai pada 1 Juni 2024 dan berlaku selama tiga tahun. Setelah itu, Pemkot Balikpapan akan mengambil alih pengelolaan penuh operasional Teman Bus," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan Muhammad Fadli Pathurrahman, Selasa.
Menurut Fadli, layanan yang dikenal sebagai Balikpapan City Trans atau BCT merupakan program nasional Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berbasis skema buy the service, yakni subsidi penuh dari pemerintah pusat untuk penyelenggaraan angkutan umum berbasis jalan.
“Skema buy the service memungkinkan daerah mengoperasikan angkutan massal modern dengan pembiayaan operasional ditanggung oleh pemerintah pusat. Tapi, mulai 2027, kami harus siap melanjutkannya secara mandiri,” katanya.
Dikemukakannya, Pemkot Balikpapan melalui Dishub kini tengah menyusun tahapan transisi kelembagaan, regulasi, dan pembiayaan lokal agar pengalihan skema tersebut berjalan lancar.
Menurutnya, Fokus awal adalah untuk dua koridor eksisting, yaitu Pelabuhan Semayang dan Terminal Batu Ampar. Jika tidak disiapkan sejak sekarang, nantinya bisa kewalahan saat pembiayaan pusat berhenti. Oleh karena itu tahapan lanjutan sudah mulai dari tahun ini.
Lanjutnya, Dishub Balikpapan juga telah mengusulkan penambahan koridor baru BCT untuk memperluas jangkauan layanan. Usulan tersebut akan dibahas dalam Forum Lalu Lintas bersama kepolisian dan para pemangku kepentingan lain.
“Forum lalu lintas dijadwalkan bulan Juni ini. Di situ akan kita bahas pemetaan dan kelayakan koridor baru agar layanan transportasi publik makin dekat ke masyarakat,” katanya.
Sementara itu terkait tarif, Fadli memastikan sudah ditetapkan sesuai ketentuan pemerintah pusat, saat ini tinggal menunggu konfirmasi pelaksanaan dari Dirjenhubdar.
“Tarifnya sudah ada. Tapi selama skema Teman Bus berjalan, masyarakat tetap bisa menikmati layanan BCT secara gratis karena biayanya ditanggung pusat,” sebutnya.
Ia melanjutkan, Dishub juga intens membangun komunikasi dengan komunitas transportasi lokal seperti sopir angkot dan pengemudi daring.
Salah satu langkah konkret adalah pertemuan dengan 600 sopir angkot yang akan difasilitasi untuk mendengar aspirasi mereka.
“Transformasi ini tidak bisa satu arah, kami ingin perubahan ini inklusif. Semua moda harus bisa beradaptasi, tidak ada yang ditinggalkan,” ujarnya.
Dikemukakan bahwa, BCT bukan dimaksudkan untuk menggantikan moda transportasi eksisting, melainkan menjadi bagian dari sistem angkutan massal perkotaan yang tertib, terintegrasi, dan efisien.
“Keberadaan BCT akan melengkapi sistem dengan skema pembiayaan pusat saat ini, kita punya kesempatan untuk menata ulang seluruh sistem transportasi publik dengan baik,” katanya.
Fadli menyebutkan, keberadaan BCT sebagai angkutan umum berbasis bus modern sangat relevan dengan posisi Balikpapan sebagai daerah penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kalau transportasi kota kita tidak siap, akan berat menopang arus pergerakan orang dan barang ke depan. Jadi ini investasi jangka panjang,” ujarnya. (Adv)