Kutai Timur (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan program nasional Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
“Kegiatan launching (peluncuran) dilaksanakan di Kutai Timur karena banyak korporasi di sini, banyak pekerja perempuan yang memiliki anak. Alhamdulillah, perusahaan DSN memiliki 91 titik dengan total anak asuh sekitar 1.800,” kata Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN RI Wihaji di Muara Wahau, Selasa.
Peluncuran program yang berlangsung di tempat penitipan anak (TPA) milik PT Dharma Satya Nusantara (DSN) ini menjadi tonggak awal implementasi program Tamasya secara nasional.
Program ini bertujuan memperkuat sistem pengasuhan anak yang aman, nyaman, dan berkualitas, khususnya di lingkungan kerja yang melibatkan banyak perempuan.
Wihaji menjelaskan Tamasya hadir sebagai solusi atas kerentanan keluarga dan pemanfaatan bonus demografi.
Program ini dirancang untuk memastikan praktik pengasuhan anak yang positif di TPA, membangun komitmen pemangku kepentingan, serta memperkuat sinergi lintas sektor demi layanan pengasuhan yang berdaya dan berkelanjutan.
“Supaya anak-anak punya hak atas masa depan. Orang tuanya bisa bekerja, sementara anaknya tetap mendapat sentuhan kasih sayang. Semua berjalan bersama, everybody happy,” katanya.
Program Tamasya memberikan layanan pengasuhan terintegrasi yang mendukung produktivitas orang tua sambil menjamin anak-anak mendapatkan perhatian, perlindungan, dan stimulasi yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang mereka.
Tamasya mengusung empat layanan unggulan, yakni peningkatan kompetensi pengasuh TPA, pemantauan berkala terhadap anak, peningkatan peran orang tua dalam pengasuhan, serta penyediaan layanan rujukan.
“Ada 3.000 titik Tamasya di seluruh Indonesia yang diluncurkan hari ini,” kata Wihaji.
Kegiatan ini dihadiri, antara lain Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman beserta istri, Wakil Ketua TP PKK Kaltim Wahyu Hermaningsih, dan Kepala DPPKB Kaltim Noryani Sorayalita.
Secara virtual, acara juga diikuti perwakilan dari Provinsi Bali, NTT, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, serta Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka.
Dalam kesempatan tersebut, ditayangkan video dukungan dari Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Menteri Komunikasi dan Digital.
Dengan peluncuran program ini, diharapkan setiap daerah mulai membangun kesadaran pentingnya sistem pengasuhan anak yang aman, nyaman, dan berkualitas. Tidak hanya untuk mendukung pekerja perempuan, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan keluarga.
Pemerintah pusat berharap, program Tamasya menjadi contoh praktik baik yang bisa direplikasi di berbagai sektor industri, terutama yang memiliki banyak pekerja perempuan. Partisipasi aktif dari swasta menjadi kunci keberhasilan program ini pada masa mendatang.
Selain itu, keterlibatan masyarakat dan tokoh lokal juga akan menentukan keberlanjutan layanan Tamasya. Pemerintah daerah diimbau memberikan dukungan kebijakan serta alokasi anggaran memadai agar program ini dapat dijalankan secara optimal dan berkualitas serta menyentuh seluruh lapisan masyarakat.