Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membentuk Tim Tanggap Insiden Siber di tingkat kabupaten/kota untuk menangkal kejahatan siber yang semakin marak.
Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Pembangunan Manusia BSSN, Sulistyo di Samarinda, Kamis, menjelaskan proses pembentukan tim ini cukup panjang, meliputi persiapan organisasi, sumber daya manusia, teknologi, serta penerapan standar dan prosedur.
"Tim ini tidak hanya bekerja saat terjadi insiden, tetapi juga sebelum dan sesudahnya," katanya.
Sulistyo mengibaratkan tim ini seperti tim yang bersiaga menghadapi bencana kebakaran. Sebelum terjadi kebakaran, tim harus mengidentifikasi aset penting yang perlu dilindungi, seperti data-data penting dan sumber daya manusia.
"Begitu pula dengan Tim Tanggap Insiden Siber, melakukan identifikasi aset dan sistem elektronik yang dikelola, seperti pusat data, aplikasi, dan jaringan," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya melindungi sistem elektronik, baik untuk layanan internal maupun eksternal, terutama layanan publik yang berdampak besar jika terganggu.
Sulistyo mencontohkan kasus serangan ransomware pada pusat data nasional sementara di Surabaya pada 20 Juni 2024.
"Serangan ransomware mengunci data dan sistem aplikasi, sehingga tidak dapat digunakan. Ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya melindungi data," tegasnya.
Ia mengungkapkan, penyebab serangan tersebut adalah kelalaian dalam tata kelola keamanan informasi, khususnya penggunaan kredensial atau akun yang tidak sesuai aturan.
"Akun tersebut tidak jelas siapa yang pegang. Seharusnya, pemegang akun, username, password, alamat, dan waktu penggunaan harus jelas," jelasnya.
Sulistyo menambahkan, BSSN telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keamanan siber, di antaranya pelatihan bagi pemerintah pusat dan daerah, serta program lokakarya.
Pihaknya berharap ekosistem tim tanggap insiden di Kaltim dapat terus berkolaborasi, bersinergi, dan berbagi informasi dengan seluruh stakeholder keamanan siber.
"Termasuk kolaborasi bersama Polda, Kodam, Lanud, Kejaksaan, dan perguruan tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Faisal menyampaikan peran penting tim tanggap insiden siber dalam melindungi sistem elektronik di daerah.
"Tim ini menjadi garda terdepan dalam menghadapi ancaman siber, sehingga pelayanan publik dapat berjalan lancar dan aman," kata Faisal.
Ia menambahkan bahwa keamanan siber adalah tanggung jawab bersama. Faisal mengajak untuk meningkatkan kewaspadaan dan berkolaborasi agar menciptakan ruang siber yang aman dan kondusif di wilayah Kaltim.
Kaltim-BSSN bentuk tim tangkal kejahatan siber di daerah
Kamis, 14 November 2024 15:56 WIB
Tim ini tidak hanya bekerja saat terjadi insiden, tetapi juga sebelum dan sesudahnya