Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Kutim bakal menerapkan inovasi penggunaan lilin sawit sebagai pewarna batik dalam menciptakan teknologi batik ramah lingkungan. Hal itu hasil kunjungan ke Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Yogyakarta.
"Kami melihat potensi besar dari penggunaan lilin sawit dalam produksi batik. Bahan ini tidak hanya lebih terjangkau, tetapi juga lebih ramah lingkungan," kata Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kadiskop UKM) Teguh Budi Santoso, di Sangatta Senin (11/11).
Ia mengatakan SM-art Batik, sebagai salah satu produsen batik ternama di Kulon Progo, telah mengembangkan teknologi ini dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada bahan impor dan menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan.
Menurutnya dengan mengadopsi teknologi tersebut bisa memberikan dampak positif bagi koperasi batik di Kutai Timur yang selama ini masih mengandalkan lilin parafin impor.
"Ini nantinya bisa diterapkan pada skala lokal, sehingga produk batik dari Kutim mampu bersaing di pasar nasional dan internasional," tuturnya.
Teguh menuturkan dengan melihat langsung potensi teknologi baru dalam membatik, dapat menjadi alternatif baru bagi UMKM di Kutim.
Dikemukakannya wilayah Kutim yang memiliki 459.616,36 hektare perkebunan kelapa sawit, teknologi tersebut menjadi solusi yang tidak hanya meningkatkan nilai ekonomis masyarakat, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
"Ini langkah awal bagi kami untuk memperkenalkan inovasi di sektor batik Kutim. Jika berhasil diterapkan, batik kami bisa lebih berdaya saing, dan tentunya, membawa dampak ekonomi bagi perajin serta sektor sawit lokal," kata Teguh.
Dinas Koperasi dan UKM Kutai Timur menargetkan, teknologi ini bisa segera diadaptasi di wilayahnya dan menjadi bagian dari pengembangan produk unggulan berbasis kearifan lokal yang mampu membawa UMKM
Sementara itu, CEO SM-art Batik Miftahudin Nur Ihsan memaparkan keunggulan lilin sawit dibandingkan dengan lilin parafin yang umum digunakan.
Menurutnya lilin sawit lebih aman bagi kesehatan pembatik karena tidak menghasilkan uap yang berpotensi mengganggu pernapasan, sesuatu yang kerap terjadi saat menggunakan lilin parafin.
"Pembatik bisa bekerja dengan lebih nyaman dan aman karena bahan ini tidak menimbulkan efek samping pada kesehatan," jelasnya.
Pemkab Kutim gali inovasi teknologi batik ramah lingkungan
Senin, 11 November 2024 16:00 WIB
Kami melihat potensi besar dari penggunaan lilin sawit dalam produksi batik. Bahan ini tidak hanya lebih terjangkau, tetapi juga lebih ramah lingkungan