Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kalimantan Timur menggelar Forum Ilmiah Nusantara (FIN) untuk menggali potensi hingga merumuskan kebijakan daerah yang berbasis riset dan inovasi dalam kaitannya sebagai super-hub ekonomi dan mitra strategis Ibu Kota Nusantara.
"Forum ini melibatkan para akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Kalimantan Timur, bahkan hingga tingkat nasional dan internasional," kata Kepala Brida yang juga Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kaltim, Fitriansyah di Samarinda, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa FIN telah dimulai sejak tahun 2022 sebagai wadah untuk mengumpulkan ide, gagasan, dan konsep dari berbagai pemangku kepentingan.
"Forum ini bertujuan untuk menjaring masukan dari seluruh pemangku kepentingan, baik dari perangkat daerah, perguruan tinggi, asosiasi, maupun pihak lain," ujarnya.
Fitriansyah menekankan pentingnya pendekatan saintifik dalam perumusan kebijakan. Pihaknya mencoba menggalang gagasan sebagai dasar perencanaan yang nantinya akan menjadi sebuah kebijakan.
"Kami berkolaborasi dengan semua pihak, terutama akademisi, untuk menyiapkan dan menginventarisir gagasan-gagasan tersebut," ungkapnya.
FIN 2024 mengusung tema "Pemajuan Riset, Inovasi, dan Iptek untuk Menyusun Roadmap Renovasi Kalimantan Timur". Tema ini sejalan dengan arahan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menekankan pentingnya science policy dan evidence-based policy.
"Kebijakan harus berdasarkan keilmuan dan bukti," tegasnya.
Konsep inilah yang pihaknya usung sebagai dasar kolaborasi dengan semua pihak dalam penyusunan perencanaan dan kebijakan.
Forum ini diharapkan pihaknya dapat menghasilkan solusi untuk mengatasi permasalahan daerah dan menggali potensi unggulan daerah.
"Dua hal ini menjadi fokus utama kami. Hasil dari forum ini akan menjadi dasar perencanaan pembangunan Kalimantan Timur ke depan," tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa forum ilmiah ini tidak hanya berfokus pada pembangunan Kalimantan Timur, tetapi juga memiliki cakupan nasional.
"Pemerintah Provinsi memiliki slogan 'Membangun Kaltim untuk Nusantara'. Dengan adanya IKN di Kaltim, kami berpikir tidak hanya untuk Kaltim saja, tetapi juga untuk skala nasional," ujarnya.
Bappenas telah menetapkan Kalimantan Timur sebagai super-hub ekonomi di kawasan Timur Indonesia.
"Ini membutuhkan pemikiran dan gagasan dari semua pihak untuk menyusun konsep hingga tercapai tujuan akhirnya," jelasnya.
"Ini membutuhkan pemikiran dan gagasan dari semua pihak untuk menyusun konsep hingga tercapai tujuan akhirnya," jelasnya.
FIN melibatkan hampir seluruh perguruan tinggi di Kalimantan Timur, baik negeri maupun swasta.
"Kami juga berkolaborasi dengan perguruan tinggi di tingkat nasional dan internasional," ungkapnya.
Beberapa perguruan tinggi luar negeri yang terlibat antara lain Utrecht University dari Belanda, Adelaide University Australia, hingga University of Malaya Malaysia.
"Kolaborasi ini menunjukkan bahwa forum ini tidak hanya berskala daerah, tetapi juga nasional dan internasional," demikian Fitriansyah.