Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Timur memaparkan upaya mewujudkan transformasi ekonomi berkelanjutan, agar ke depan tidak selalu bergantung ke sektor pertambangan.
"Meskipun kita menghadapi penurunan harga batubara, namun secara keseluruhan, ekonomi Kaltim masih berjalan sesuai harapan dan target yang telah ditetapkan," ujar Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda Kaltim Wahyu Gatut Purboyo di Samarinda, Jumat.
Ia menjelaskan, dalam menghadapi tantangan global yang tidak menentu, Kaltim tetap menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat di tengah fluktuasi harga komoditas, khususnya batubara.
Inilah yang menjadi optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi regional di tahun 2024.
Gatut melanjutkan bahwa hal ini merupakan hasil dari strategi diversifikasi ekonomi yang telah diterapkan, menjauh dari ketergantungan pada sektor pertambangan.
Bappeda Kaltim telah merilis dokumen perencanaan pembangunan ekonomi yang mencakup periode 2024-2026. Dokumen ini menjadi landasan penting dalam menavigasi perekonomian daerah di tengah dinamika global dan domestik.
"Tahun ini merupakan tahun pertama dari rencana pembangunan jangka menengah, yang akan berlanjut hingga tahun 2026," jelas Gatut.
Salah satu fokus utama dalam dokumen tersebut adalah transformasi ekonomi. Kaltim berupaya mendorong proyek-proyek yang mendukung transformasi ini, termasuk pembangunan rumah produksi bersama di sektor industri dan peningkatan pariwisata ekowisata.
"Kami berkomitmen untuk membangun ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, yang tidak hanya menguntungkan masyarakat lokal tetapi juga berkontribusi pada upaya global melawan perubahan iklim," tutur Gatut.
Dalam jangka panjang, Bappeda Kaltim telah merancang empat tahapan pembangunan yang dimulai dengan penguatan pondasi ekonomi. Ini termasuk pengembangan Ibu Kota Nusangara, yang diharapkan menjadi superhub ekonomi di Indonesia.
"Kami sedang dalam proses finalisasi rancangan ini, yang nantinya kami sampaikan ke dewan untuk dibahas dan ditetapkan bersama," ungkap Gatut.
Di sektor perindustrian, Kaltim fokus pada pengembangan komoditas unggulan seperti kelapa sawit. Rencana ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak sawit merah, yang merupakan komponen penting dalam industri minyak goreng skala kecil.
Gatut menekankan bahwa semua upaya ini adalah bagian dari visi Kaltim untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Bappeda Kaltim memiliki target khusus di bidang perekonomian, yang kami harap dapat dicapai melalui rencana pembangunan jangka menengah hingga jangka panjang.
Sementara, Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman Aji Sofyan Effendi memaparkan pandangannya mengenai kondisi ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini dan tantangan yang dihadapi dalam transformasi ekonomi daerah tersebut.
Menurutnya, pemerintah telah menyatakan bahwa enam bulan pertama tahun 2024 masih sesuai dengan target dan harapan yang telah ditetapkan. Namun, dari perspektif akademis, Aji Sofyan menyoroti bahwa Kaltim saat ini menghadapi tantangan dalam mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam, terutama batubara.
"Kita harus melihat ke belakang, di mana APBD Provinsi Kalimantan Timur yang mencapai sekitar Rp21 triliun, dengan 62 persen lebih bersumber dari dana transfer sumber daya alam, terutama sektor pertambangan," ujar Aji Sofyan.
Ia menambahkan bahwa sektor perkebunan, seperti kelapa sawit, juga berkontribusi pada ekonomi daerah, namun skala kontribusinya masih kecil dibandingkan dengan minyak dan gas bumi.
Aji Sofyan menekankan bahwa isu lingkungan menjadi perhatian utama saat ini, terutama terkait dengan penurunan harga batubara internasional yang drastis.
Aji Sofyan menekankan bahwa isu lingkungan menjadi perhatian utama saat ini, terutama terkait dengan penurunan harga batubara internasional yang drastis.
"Oleh karena itu, pentingnya Kaltim melakukan transformasi ekonomi, mengarahkan fokus bukan hanya pada minyak dan gas bumi, tetapi juga pada isu lingkungan," tandasnya.
Transformasi ekonomi dari sektor hulu menjadi sektor hilir membutuhkan langkah konkrit, cetak biru, dan regulasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berorientasi pada nilai tambah.
"Kita harus langsung bekerja, bukan hanya terkungkung pada ruang seminar atau diskusi, tetapi mengeluarkan kebijakan dan regulasi yang memformat transformasi ekonomi Kaltim," tutur Aji Sofyan.
Dia menggarisbawahi bahwa transformasi ekonomi yang berkelanjutan adalah kunci untuk menghadapi tantangan global dan memastikan pertumbuhan ekonomi Kaltim yang sebenarnya, bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang semu.