Samarinda (ANTARA) -
Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur menargetkan bantuan ekonomi untuk 600 kelompok usaha bersama (KUBe) dan 1.500 wanita rawan sosial ekonomi (RSE) pada 2024-2026.
"Bantuan tersebut bertujuan untuk memberdayakan wanita RSE yang biasanya menjadi ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga yang masuk kategori miskin. Sedangkan KUBe terdiri dari lima orang yang juga masuk kategori yang sama," ujar Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak di Samarinda, Selasa.
Hingga saat ini, Dinsos Kaltim telah menyalurkan bantuan ekonomi untuk 535 wanita RSE dan 80 KUBe. bantuan tersebut berupa modal kerja dalam bentuk bahan atau peralatan usaha senilai Rp20 juta per kelompok usaha bersama (KUBe) dan Rp5 juta per individu.
"Kami ingin meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian wanita RSE melalui usaha ekonomi perorangan atau kelompok," ujar Andi.
Ia melanjutkan, bantuan tersebut juga sebagai bentuk dukungan dari pemerintah provinsi untuk meretas angka kemiskinan ekstrem di Kaltim, selain program pemerintah pusat yang sudah berjalan, seperti program keluarga harapan (PKH) dan bantuan sembako.
"Untuk 80 KUBe yang telah disalurkan saat ini, tersebar di beberapa kabupaten, seperti Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Samarinda, dan Balikpapan. Untuk 535 wanita RSE, kami sudah menyalurkan di 10 kabupaten kota," ungkapnya.
Andi menambahkan, bantuan ekonomi untuk wanita RSE ini akan terus berlanjut hingga tahun 2026. Ia menargetkan, setiap tahun akan ada 500 wanita rawan sosial ekonomi penerima bantuan baru yang tersebar di seluruh kabupaten kota di Kaltim.
"Sedangkan untuk KUBe, kami targetkan 200 kelompok per tahun dengan sebaran 20 kelompok per kabupaten dan kota," ucap Andi.
Dinsos Kaltim juga terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan usaha mereka. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kaltim untuk memberikan fasilitasi dan pendampingan lebih lanjut.
"Di antara mereka yang sudah kami bantu, sudah beberapa yang usahanya berkembang bahkan mereka mempekerjakan orang-orang yang masuk kategori miskin," terang Andi.
Namun, tambahnya, tidak semua usaha yang mendapatkan bantuan ini berhasil atau berkembang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti keterbatasan sumber daya, persaingan pasar, hingga semangat berusaha.
Dinsos Kaltim tetap optimis bahwa usaha ekonomi perorangan atau kelompok dapat menjadi solusi bagi wanita RSE atau warga penerima manfaat untuk keluar dari kemiskinan.
"Kami mencoba untuk menstimulasi semangat berusaha mereka dengan memberikan bantuan ini," tuturnya.
Dinsos Kaltim juga mengikutsertakan mereka yang telah menerima manfaat dalam kegiatan ekspose atau pameran UMKM untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat.
"Semoga dengan adanya bantuan ini, penerima manfaat dapat menjadi agen perubahan bagi keluarga dan lingkungannya," harap Andi.