Samarinda (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kalimantan Timur memprioritaskan bantuan ekonomi bagi wanita yang masuk kategori rawan sosial ekonomi (WRSE) pada tahun 2025.
"Ini jadi upaya strategis untuk memberdayakan perempuan yang berada dalam kondisi ekonomi rentan, agar mereka dapat mandiri dan meningkatkan kesejahteraan keluarga," kata Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinsos Kaltim, Saprudin Saida Panda di Samarinda, Senin.
Ia menjelaskan bahwa WRSE mencakup perempuan dewasa berusia 18-59 tahun, baik yang sudah menikah, belum menikah, maupun bercerai, yang menjadi tulang punggung keluarga. Faktor kemiskinan sering kali menjadi penghalang utama bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Program ini tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga pendampingan intensif berupa pelatihan dan pembekalan keterampilan wirausaha," ujar Saprudin.
Dinsos Kaltim membimbing WRSE dengan kiat-kiat menjalankan usaha, agar usaha yang dijalankan dapat berkembang maksimal dan berdampak positif pada kualitas hidup mereka.
Dinsos Kaltim menargetkan pula para janda miskin yang mendominasi kelompok WRSE, agar mereka mampu mengembangkan usaha dan berkontribusi pada kesejahteraan keluarga serta masyarakat di Kalimantan Timur.
Sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan, Dinsos Kaltim menyediakan program bantuan modal usaha bagi keluarga pra-sejahtera.
Kepala Dinsos Kaltim Andi Muhammad Ishak baru-baru ini menekankan bahwa program pemberdayaan ekonomi ini bertujuan untuk melatih kemandirian masyarakat, agar mereka dapat keluar dari lingkaran kemiskinan.
Pemerintah pusat memberikan bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), maka Dinsos Kaltim di tingkat daerah fokus pada bantuan jangka panjang melalui pemberdayaan ekonomi.
"Kami memberikan kail agar mereka dapat tumbuh dan mandiri melalui kegiatan usaha," ujar Andi.
Dinsos Kaltim memiliki dua program utama pemberdayaan ekonomi, yaitu Kelompok Usaha Bersama (Kube) dan bantuan untuk wanita rawan sosial ekonomi (WRSE)
Program Kube, yang telah berjalan sejak 2016, memberikan modal usaha dalam bentuk barang senilai Rp15 juta kepada kelompok masyarakat miskin yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Setiap kelompok beranggotakan lima orang, dan jenis usaha yang dijalankan meliputi perdagangan sembako, pertanian, perikanan, budidaya, dan peternakan.
Sementara itu, program bantuan WRSE sejak tahun 2023 memberikan modal usaha sebesar Rp3 juta per orang dalam bentuk barang. Kriteria penerima bantuan ini meliputi wanita pekerja, ibu rumah tangga, dan janda yang tergolong keluarga pra-sejahtera dan terdata dalam DTKS maupun Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Per tahun, program Kube telah memberikan bantuan kepada 40 kelompok di Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, sementara program WRSE telah menyasar 50 penerima di Kutai Kartanegara dan Samarinda.
"Kami menargetkan untuk memperluas jangkauan program ini ke seluruh 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur, karena kedua program ini menjadi proyek utama Dinsos Kaltim," pungkas Andi.