Samarinda (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, menyiapkan sejumlah portable cattle yard atau kandang jepit portabel untuk memeriksa kesehatan hewan ternak yang dipelihara dengan cara dilepas di lahan perkebunan sawit.
"Pemeriksaan kesehatan terhadap hewan ternak ini sebagai upaya mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar, dan penyakit jembrana," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Disbunak Paser Alhabib di Tanah Grogot, Selasa.
Metode kandang jepit dinilai lebih efektif dan efisien diterapkan bagi sapi yang dipelihara peternak dengan sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska), yakni sistem peternakan dengan memanfaatkan kebun kelapa sawit.
Kandang jepit menjadi solusi karena berdasarkan pengalaman selama ini proses pemeriksaan kesehatan sapi di kebun sawit tidak mudah, karena sapi dilepas begitu saja di perkebunan dengan berpencar di beberapa tempat.
Sebelumnya, lanjut dia, hewan ternak yang akan diperiksa kesehatannya sebelumnya dikumpulkan dengan menggunakan kandang kayu, sehingga hal ini menyulitkan karena sapi yang akan diperiksa terpencar hingga beberapa kilo meter.
Untuk itu, dengan sistem kandang jepit portabel yang segera diterapkan, maka akan mudah dibawa sesuai dengan lokasi sapi saat mencari makan.
"Saat ini beberapa kandang jepit portabel sudah siap dan telah dilakukan uji coba, sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan hewan ternak kami jadwalkan awal Februari, yakni dalam berapa hari ke depan," ujarnya.
Selain pemeriksaan kesehatan, Disbunak Kabupaten Paser juga siap melakukan pengobatan bagi hewan ternak yang mengidap penyakit, termasuk pemberian vaksin.
Dijelaskan Alhabib, ciri-ciri hewan ternak yang terkena PMK diantaranya hewan mengalami panas tinggi sekitar 39 derajat Celsius hingga 41 derajat Celsius, hipersalivasi, dan saliva terlihat menggantung serta air liur berbusa di lantai kandang.
Ia juga mengatakan, kawasan yang menjadi sasaran pemeriksaan kesehatan adalah hewan ternak di Desa Saing Prupuk di Kecamatan Batu Engau, Desa Suliliran Baru di Kecamatan Pasir Belengkong, sejumlah lokasi di Kecamatan Long Ikis, Kuaro, Long Kali, dan Kecamatan Tanah Grogot.