Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan impor beras sebanyak 1 juta ton dari China akan dilakukan jika stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) belum memenuhi kebutuhan nasional di tengah periode kekeringan panjang El Nino.
Dirut yang akrab disapa Buwas itu menjelaskan saat ini pemerintah masih berupaya memenuhi kuota penugasan impor beras dari negara-negara lain seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Pakistan.
"China sudah pasti tapi dengan situasi sekarang, sudah nanti lah itu terakhir kita realisasikan setelah kita tidak bisa lagi mengambil dari negara-negara lain. Negara-negara ini kan tidak ada ikatan sama kita, kalau China sudah terikat berarti kita sudah punya cadangan 1 juta ton (beras) di China," ungkap Buwas saat ditemui di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan pada Rabu.
Lebih lanjut Buwas menerangkan, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan pemerintah China telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama impor beras pada Selasa (17/10).
Baca juga: Pemerintah buka kemungkinan impor beras dari China
Baca juga: Pemerintah buka kemungkinan impor beras dari China
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan saat Erick mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Negeri Tirai Bambu itu untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 Belt Road Forum (BRF).
"Kemarin pak Presiden ke sana, melalui Menteri BUMN Pak Erick Thohir menandatangani kesepakatan kerja sama," ungkap Buwas.
Rencana impor beras dari China, kata Buwas, merupakan langkah dari pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dari kekhawatiran terhadap ancaman kenaikan harga beras.
"Itu kan jaminan buat saya, supaya masyarakat juga aman, ada rasa aman, tidak ada ketakutan 'jangan-jangan nanti Bulog tidak dapat, harga beras naik, itu tidak ada," ujarnya.
Baca juga: Vietnam dan Thailand jadi negara pemasok utama beras Indonesia