Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berupaya meningkatkan produksi kepiting soka atau kepiting bakau melalui pelatihan budidaya dengan menggunakan metode teknologi tepat guna bagi warga Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Saat ini sebagian masyarakat di Kecamatan Anggana sudah menggeluti budidaya kepiting soka dan bahkan sudah mampu mengekspor Kepiting hingga ke Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Australia.
Sayangnya, budidaya yang dilakukan masih menggunakan metode tradisional sehingga pelaku budidaya kepiting ini kadang kesulitan untuk memenuhi tingginya permintaan pasar dari empat negara tersebut.
“Kecamatan Anggana merupakan kawasan penghasil Kepiting Bakau dan sudah merambah pasar ekspor, namun mereka masih perlu untuk dilatih teknologi tepat guna untuk meningkatkan produksi kepiting tersebut sehingga bisa memenuhi permintaan pasar," kata Penggerak Swadaya Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim, Helvin Syahruddin.
Ia mengatakan saat ini, Kecamatan Anggana pada 2021 mengekspor kepiting bakau 1.800 ton ke berbagai negara, sehingga hal ini menjadi peluang besar bagi warga setempat untuk terus mengembangkan, seiring masih tingginya permintaan pasar.
Ekspor Kepiting Bakau dari Anggana ke sejumlah negara tujuan tersebut sempat anjlok pada 2020 akibat badai COVID-19, apalagi kala itu juga sempat ada isu bahwa virus COVID-19 bisa menular melalui ikan dan kepiting yang dikirim antarnegara, sehingga makin lengkap pelemahan ekspor komoditas Kepiting.
Pada tahun 2020, ekspor Kepiting Bakau dari Anggana hanya 195 ton, namun tahun 2021 naik menjadi 1.800 ton, pembudidaya bersama nelayan dan eksportir kepiting bangkit dari keterpurukan, sedangkan ekspor kepiting pada Januari-Agustus 2022 baru tercatat 895 ton.
Helvin mengatakan melalui pelatihan budi daya kepiting bakau yang dikemas Workshop TTG selama tujuh hari mulai 7-13 November, maka masyarakat bisa lebih meningkatkan produktivitas kepiting.
Sebab, budi data tidak hanya bisa dilakukan di tambak dan mengambil dari alam atau dari hutan bakau, namun budi daya bisa dilakukan dengan cara modern.
"Budi daya secara modern ini adalah sistem hidroponik, yakni sistem budi daya kepiting yang bisa dilakukan di ruang terbatas sekalipun, baik di ruang terbuka maupun ruang tertutup. Melalui sistem ini, maka kualitas dan ukuran bisa diatur dan dilakukan secara berkelanjutan," jelas Helvin.
Pemprov Kaltim latih budi daya kepiting soka untuk warga Anggana
Senin, 14 November 2022 5:36 WIB
Kecamatan Anggana merupakan kawasan penghasil Kepiting Bakau dan sudah merambah pasar ekspor...,