Balikpapan (ANTARA) - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud meminta agar Kilang Balikpapan dijaga maksimal sehingga musibah kebakaran seperti pada Minggu (15/5) tidak terulang lagi.
"Sebab apa pun yang terjadi di Kilang, bukan hanya berisiko buat karyawan Pertamina atau kontraktornya, tapi juga warga Balikpapan umumnya,” kata Wali Kota Rahmad, Rabu.
Ia menekankan, tidak hanya jiwa, tapi juga kota secara keseluruhan.
Karena itu, ia menyampaikan rasa prihatin dan duka yang mendalam atas korban jiwa dan luka-luka dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Ia juga menyebutkan sudah berkomunikasi dengan manajemen Kilang Balikpapan dan berharap segera ada laporan resmi yang disampaikan kepada Pemerintah Kota Balikpapan.
Hal itu karena Balikpapan juga menuntut pembagian pendapatan dari rantai produksi minyak dan gas (migas).
Ketika Wali Kota Balikpapan dijabat Rizal Effendi dijelaskan bahwa kota ini menghadapi risiko yang bisa jadi jauh lebih besar sebagai wilayah pengolah migas daripada daerah penghasil migas atau daerah terdapat sumur-sumur minyak dan gas.
Untuk keadilan, daerah penghasil migas mendapatkan dana bagi hasil (DBH) yang besarannya ditetapkan sesuai undang-undang.
Plant 5 Unit Hydro Skimming Complex Kilang Pertamina Balikpapan terbakar pada Minggu siang (15/5).
Sebelum kebakaran, bunyi ledakan terdengar hingga dua km jauhnya dari Kilang. Setelah satu jam, pada pukul 11.30 WITA, api berhasil dikuasai unit pemadam kebakaran kilang dan segera diketahui ada enam orang korban.
Mereka semua dilarikan ke rumah sakit terdekat dari Kilang, yaitu RS Pertamina dan RS Bhayangkara. Korban atas nama J, 22 tahun, akhirnya tak berhasil diselamatkan dan meninggal dunia sementara lima lainnya yang mengalami luka bakar antara 10-20 persen dan dirawat intensif.
“Hari itu juga dua korban sudah boleh pulang. Untuk korban meninggal dunia, keesokan harinya, Senin, jenazahnya kami terbangkan ke kampung halamannya di Medan,” kata Humas Kilang Balikpapan Ely Chandra Peranginangin sebelumnya.