Kota Balikpapan (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) mendapat Penghargaan Emas Tingkat IV dan Top Zero Accident dari World Safety Organization (WSO), organisasi para ahli dan praktisi keselamatan seluruh dunia yang bermarkas di Kansas City, Missouri, Amerika Serikat.
“Penghargaan ini untuk usaha yang terus-menerus menciptakan Safety Culture atau budaya keselamatan yang kokoh di lingkungan kerja,” terang Humas KPB Asep Sulaiman, Senin.
Penghargaan disampaikan di ajang World Safety Organization Indonesia Safety Culture Award (WISCA, Penghargaan atas Budaya Keselamatan Indonesia) pada Kamis 21/11 pertengahan pekan lalu di Jakarta. Direktur Utama KPB Bambang Harimurti menerima langsung penghargaan tersebut.
Bambang mengatakan, penghargaan tersebut hanya bisa didapat melalui kerja keras yang maksimal dari semua pihak di KPB.
”Alhamdulillah penghargaan ini adalah berkat Allah SWT serta kerja keras dari seluruh tim dan seluruh fungsi PT KPB. Kami syukuri penghargaan ini dan jadikan ini sebagai momentum dan inspirasi untuk terus menjadikan safety sebagai budaya dan kebiasaan tak terpisahkan dari hidup kita,” kata Bambang.
Dalam proses penilaian, tim WSO antara lain tertarik pada langkah-langkah PT KPB dalam membangun budaya HSSE (health, safety, security, environment; atau kesehatan, keselamatan, keamanan kerja).
Menurut Asep, Vice President (VP) HSSE PT KPB, Defrinaldo, pun memaparkan 12 program unggulan safety culture perusahaan. Dalam penjelasan itu disebutkan PT KPB telah memulai upayanya secara konsisten sejak tahun 2019, yaitu sejak pertama perusahaan didirikan dan berlaku bagi seluruh pekerja yang terlibat di proyek RDMP (Refinery Development Master Plan) Balikpapan dan Lawe-Lawe.
Proyek RDMP adalah proyek penambahan kapasitas Kilang Balikpapan dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari. Proyek dimulai 2021 dan diharapkan selesai pada 2025. Proyek ini di masa puncaknya di tahun 2023 memperkerjakan hampir 20 ribu orang.
Satu dari 12 langkah penanaman budaya safety tersebut adalah pendekatan persuasif personal kepada setiap pekerja. Safety officer atau pun atasan di segenap tingkatan berbicara dengan nada ajakan dan mengingatkan bahwa setiap orang adalah berharga dan harus saling menjaga.
Termasuk dimintakan peran keluarga dari pekerja, seperti ibu, istri, dan anak, agar tidak pernah bosan mengingatkan anaknya, suami, atau ayahnya, untuk selalu berperilaku selamat di mana pun berada, terutama di tempat kerja di Kilang Pertamina.
”Kemudian beberapa poin utama yang menjadi penilaian Tim WSO adalah cara pengukuran level budaya atau praktik keselamatan yang digunakan, evaluasi hasil pengukuran, peninjauan ulang efektivitas program, dan kinerja program kesehatan keselamatan kerja secara keseluruhan,” papar Asep.
Turut mendapat penghargaan dari WSO ini sejumlah perusahaan Pertamina yang lain, yaitu Pertamina Gas atau Pertagas, Pertamina International Shipping, dan Pertamina EP Zone 5. Dari industri pertambangan ada PT Putra Perkasa Abadi yang bekerja di sejumlah tambang batubara di Kalimantan.
WSO menggunakan enam kriteria penilaian untuk WISCA, yaitu konsistensi penerapan manajemen keselamatan, performa keselamatan secara keseluruhan dari perusahaan (seperti tingkat kecelakaan, laporan kejadian, dan audit keselamatan), budaya keselamatan (yang mengukur antara lain pemahaman karyawan atas keselamatan kerja), kepedulian lingkungan, dan dukungan masyarakat,