Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mendapatkan bantuan keuangan (bankeu) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur lebih kurang Rp15 miliar untuk perbaikan jalan antarkabupaten sebagai akses pendistribusian hasil pertanian masyarakat di wilayah itu.
"Warga diharapkan dapat manfaatkan dengan baik setelah perbaikan jalan penghubung antarkabupaten, juga akses pendistribusian barang dan hasil pertanian selesai," ujar Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Penajam Paser Utara Petriandy Ponganton Pasulu di Penajam, Jumat.
Dinas PUPR Kabupaten Penajam Paser Utara memastikan pengerjaan perbaikan jalan penghubung antarkabupaten tersebut tidak memakan waktu lama, diperkirakan Mei 2025 dikerjakan dan pada November 2025 pengerjaan rampung.
Jalan tersebut sepanjang dua kilometer yang menghubungkan Desa Sri Raharja, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Desa Petiku, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser.
"Pemerintah provinsi alokasikan bankeu Rp15 mikir untuk perbaikan jalan itu, pengerjaan fisik diperkirakan Rp14,7 miliar," katanya.
Proyek perbaikan jalan masih dalam tahap lelang dan diperkirakan awal Mei 2025 sudah dimulai pengerjaan fisik.
Akan tetapi, perbaikan jalan dengan semenisasi tersebut belum dapat dikerjakan secara menyeluruh. Dinas PUPR Kabupaten Penajam Paser Utara masih menghitung dana bankeu yang dialokasikan tersebut cukup atau tidak untuk membiayai pengerjaan fisik secara keseluruhan.
Apabila dana bankeu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tidak mencukupi, bakal meminta bantuan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pekerjaan Umum (PU) Kecamatan Babulu untuk melanjutkan perbaikan jalan antarkabupaten itu.
"Kami sudah diskusikan untuk minta bantuan UPT PU Kecamatan Babulu untuk lakukan perbaikan sementara atau gunakan material beton, bila dana tidak cukup," katanya.
Perbaikan jalan antarkabupaten tersebut diperkirakan tidak bisa dilakukan secara keseluruhan dengan dana bantuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang ada saat ini.
"Namun demikian, tetap dicarikan solusi karena jalan tersebut merupakan akses utama pendistribusian barang dan hasil pertanian warga setempat," demikian Petriandy Ponganton Pasulu.(Adv)