Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat sistem pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hingga Maret 2022 mencapai 215.298 pengguna.
"Hingga Maret 2022, Kaltim mendapat penambahan sebanyak 85.434 pengguna QRIS, sehingga total menjadi 215.298 pengguna atau secara regional terbanyak di Pulau Kalimantan," ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kaltim Ricky P Gozali di Samarinda, Selasa.
Sebelumnya, BI Kaltim bersama Pemerintah Kota Samarinda dan pihak terkait melakukan peluncuran Pasar dan Pusat Perbelanjaan Sehat, Inovatif dan Aman Pakai (SIAP) QRIS untuk Pasar Palaran, Pasar Lok Bahu, dan Big Mall Kota Samarinda guna meningkatkan penggunaan QRIS.
Peluncuran ini untuk mendukung target nasional 15 juta pengguna QRIS, sekaligus menandai kesiapan transaksi digital di pasar dan pusat perbelanjaan di Samarinda dengan syarat minimal kios pengguna QRIS lebih 25 persen untuk pasar dan lebih 80 persen untuk pusat perbelanjaan.
"Saat ini telah terdapat 32,24 persen pedagang di Pasar Palaran, 26,47 persen pedagang di Pasar Lok Bahu, dan 91,67 persen kios/toko di Big Mall Samarinda yang telah terfasilitasi kanal QRIS dalam transaksinya," kata Ricky.
Ia berharap peluncuran SIAP QRIS pada pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di Samarinda dapat mendorong implementasi transaksi nontunai di Kaltim, sehingga dapat mendukung tercapainya ekonomi dan keuangan digital yang inklusif.
"Seluruh UMKM ini telah terfasilitasi kanal pembayaran QRIS dan masuk ekosistem perdagangan digital (e-commerce), sehingga memudahkan pengunjung untuk merasakan pengalaman secara langsung bertransaksi dengan cepat, mudah, murah, aman, dan andal menggunakan QRIS," ucap Ricky.
Peluncuran SIAP QRIS di Big Mall Samarinda tersebut dilakukan secara bersama oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, Wali Kota Samarinda Andi Harun, dan Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim.
Dalam kesempatan itu, Destry menyampaikan bahwa komunitas pasar dan pusat perbelanjaan memiliki peran penting dalam perluasan penggunaan transaksi pada kanal QRIS.
Kedua komunitas ini dipilih sebagai prioritas pengguna perluasan kanal QRIS karena memiliki potensi pertumbuhan cukup tinggi dan mendatangkan dampak positif baik untuk pelaku usaha maupun bagi pembeli.
"Bagi pedagang, transaksi yang dilakukan menggunakan QRIS, dapat terekam sebagai credit scoring yang mampu mempermudah akses UMKM pada jasa keuangan formal dengan biaya yang lebih kompetitif," katanya.
Sedangkan bagi pengguna, transaksi menggunakan kanal QRIS memberikan kemudahan dari segi efisiensi waktu, lebih higienis karena dapat dilakukan tanpa tatap muka, untuk mitigasi transaksi uang palsu, dan mencegah berbagai tindakan kriminalitas lainnya.
Seremoni peluncuran Pasar Tradisional dan Pusat Perbelanjaan SIAP QRIS kemarin juga dirangkai dengan memamerkan produk unggulan UMKM Kaltim, penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk pilar keagamaan, kebudayaan dan pendidikan kepada beberapa organisasi dan komunitas yang membutuhkan.
Terdapat sekitar 25 UMKM yang turut meramaikan acara tersebut, antara lain UMKM yang bergerak di bidang fashion, kriya, makanan dan minuman. Semua UMKM tersebut merupakan binaan Bank Indonesia Kaltim.