Balikpapan (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono lebih memilih melandaikan Turunan Rapak ketimbang membuat flyover di kawasan itu.
Jumat (21/1), di turunan itu truk tronton KT 8534 AJ meluncur tak terkendali setelah kehilangan fungsi rem, menewaskan 4 orang membuat puluhan lain luka-luka, dan merusak mobil dan motor yang sedang menunggu lampu hijau menyala di simpangan tersebut.
“Jadi solusinya membuat landai turunan Muara Rapak tersebut, di mulai dari titik depan Hotel Mahakam,” kata Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud yang bertemu dan berdiskusi dengan Menteri Basuki beberapa saat sebelum mendampingi kunjungan pimpinan MPR RI ke wilayah Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Penajam Paser Utara.
Menurut wali kota dalam kesempatan tersebut Menteri PUPR ternyata menyempatkan diri ke Simpangan Rapak dan melihat lokasi kejadian kecelakaan tersebut begitu tiba di Balikpapan.
“Setelah melihat kondisinya, Pak Menteri tidak menyarankan membuat flyover sebagai upaya mengurangi risiko kecelakaan di kawasan itu,” lanjutnya Kota.
Hal tersebut terutama karena kondisi kemiringan jalan (atau sebaliknya, tanjakan untuk arah sebaliknya) masih standar, di mana elevasi atau tingkat kemiringannya hanya 10 persen. Tanjakan atau kemiringan bisa disebut ekstrem bila lebih dari 15 persen.
Selain melandaikan tanjakan itu, Menteri Basuki juga menyarankan melebarkan jalannya.
“Kami juga diperintahkan untuk menyurati pihak Pertamina untuk meminta lahannya, supaya akses jalan bisa dilebarkan,” kata Rahmad.
Diketahui, di sisi kiri atau timur jalan adalah perumahan Pertamina. Bagian itu lebih tinggi daripada Jalan Soekarno-Hatta, dan merupakan lereng bukit dan menjadi semacam tebing pelindung bagi rumah-rumah di atasnya. . Area lereng itu juga sebelumnya sudah dipikirkan sebagai jalur evakuasi, dalam skenario di mana sopir kendaraan besar yang mengalami masalah dapat banting stir ke kiri, ke luar dari jalan, dan membiarkan truknya itu menghantam lereng.
Jadi, Pemkot Balikpapan yang membebaskan lahan dan nanti Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional yang akan mengerjakan fisiknya.
“Itu solusi yang paling tepat, paling murah, dan nyaman dan indah, tanpa merusak estetika kota dilingkungan itu menurut Pak Menteri PUPR,” kata Rahmad.
Wali Kota juga bertekad apapun solusinya, kali ini harus dikerjakan dan jangan sampai terjadi lagi kecelakaan seperti yang sudah-sudah.