Samarinda (ANTARA) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2021 naik menjadi 76,88, setelah mengalami peningkatan 0,64 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat 76,24.
"Peningkatan IPM tahun 2021 karena naiknya semua komponen penyusunnya, baik pada indeks kualitas kesehatan, pendidikan, maupun pengeluaran per kapita yang disesuaikan," ujar Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Kamis.
Tahun 2020, IPM Kaltim berada di angka 76,24, atau terjadi penurunan dibandingkan IPM 2019 yang tercatat 76,61, karena di tahun 2020 merupakan awal pandemi COVID-19 di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk yang melanda di Provinsi Kaltim.
Saat itu, pandemi COVID-19 menyebabkan kinerja pembangunan manusia di Kaltim mengalami penurunan, sebagai imbas dari turunnya nilai pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Sedangkan tahun 2021, pengeluaran per kapita yang disesuaikan naik 3,31 persen ketimbang 2020. Sementara dari sisi pendidikan, tahun 2021 anak-anak usia 7 tahun memiliki harapan menikmati pendidikan selama 13,81 tahun, setara dengan lamanya waktu menamatkan pendidikan setingkat Diploma I/II.
"Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat 0,07 tahun, yakni dari 9,77 tahun pada 2020 menjadi 9,84 tahun pada 2021," ucap Juliana.
Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada 2021 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 74,61 tahun, lebih lama 0,28 tahun ketimbang mereka yang lahir pada 2020 dengan harapan hidup 74,33 tahun.
Ia mengatakan, sejak tahun 2010, IPM Kaltim sudah termasuk kategori tinggi, tetapi pandemi COVID-19 membawa sedikit perubahan dalam pencapaian pembangunan manusia di 2020, mengingat saat itu banyak yang pesimis.
"Namun pada 2021, seiring dengan berlangsungnya era normal baru, maka perekonomian di Provinsi Kaltim cenderung membaik dan berdampak pada naiknya pendapatan per kapita, sehingga capaian IPM Kaltim pun ikut naik," ujarnya.