Jakarta (ANTARA) - Kontingen tuan rumah Papua rupanya masih kokoh memimpin klasemen perolehan medali hingga hari kelima Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI.
Pada Selasa, Papua terhitung sudah mengumpulkan 108 medali dengan rincian 47 emas, 29 perak dan 32 perunggu.
Sementara peringkat kedua dihuni oleh kontingen Jawa Barat dengan total 86 medali yang terdiri dari 31 emas, 32 perak dan 23 perunggu.
Kemudian Jawa Tengah menempati urutan ketiga dengan 79 medali yang terbagi atas 28 emas, 23 perak dan 28 perunggu.
Selama lima hari berturut-turut, Papua belum bergeser dari posisi puncak. Kondisi ini membuat para atlet semakin termotivasi membuktikan diri dengan meraup medali emas sebanyak-banyaknya guna mengharumkan nama Bumi Cendrawasih.
Sebagai tuan rumah, Papua pun pasti tidak hanya ingin meraih sukses penyelenggaraan, tetapi juga sukses prestasi. Itulah mengapa atlet-atletnya begitu bersemangat saat bertanding.
Bahkan medali emas pertama diraih oleh atlet para atletik Papua Abraham Elopere yang finis terdepan pada nomor pertandingan 1.500 meter putra T20 dengan catatan waktu 4 menit 22,63 detik, Sabtu pekan lalu.
Semangat itu nampaknya masih terus membara hingga hari kelima penyelenggaraan Peparnas. Terbukti, pada beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan hari ini, atlet-atlet Papua kerap mendominasi.
Salah satunya pada cabang para menembak yang baru dimulai hari ini di Arena Menembak Indoor, Kampung Harapan, Sentani, Jayapura. Papua meraih dua medali emas dan satu medali perak.
Medali emas itu diraih oleh Juned dari nomor 10 meter air rifle men standing SH1 dan Juned/Wiji Lestari dari nomor 10 meter air rifle standing mixed team. Sedangkan medali perak diraih oleh Wiji Lestari di nomor 100 meter air rifle women standing SH2.
Riau berada pada posisi kedua dengan perolehan satu medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu. Kemudian disusul Jawa Barat dengan dua medali perunggu pada urutan ketiga.
Dari cabang para renang, kekuatan Papua juga masih belum terbendung. Pada hari kedua lomba di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa, mendulang 12 medali dengan rincian tujuh emas, dua perak dan tiga perunggu.
Empat emas di antaranya diraih dari nomor 50 meter gaya punggung, masing-masing melalui De Jhon Waromi (S12 putra), Temu Maulati (S12 putri), Isak Mimitauw (S14 putra) dan M. Dandi Sukmana (S15 putra).
Kemudian tiga emas sisanya diraih pada nomor 50 meter gaya kupu-kupu dari Petrus Wis Brif (S7 putra), Silpa Monalisa (S8 putri) dan Karolina Wanggai (S10).
“Hari ini, atlet Papua kembali tampil baik setelah kemarin juga meraih enam emas. Sebenarnya raihan medali bisa lebih banyak, namun ada beberapa klasifikasi digabung. Kami yakin target juara umum bisa tercapai,” kata Ketua NPC Provinsi Papua Jayakusuma.
Tidak berhenti sampai di situ, Papua juga unggul dalam perolehan medali cabang olahraga judo tunanetra hingga hari kedua pertandingan cabang ini di Stadion Trikora Universitas Cendrawasih, Jayapura.
Hingga Selasa, Papua sudah menyabet tiga medali emas, dua medali perak dan satu medali perunggu. Medali emas Papua hari ini disumbangkan oleh Novia Larassati dalam kategori putri kelas 48kg.
Namun pada posisi kedua, Jawa Barat menempel ketat dengan jumlah medali emas yang sama, ditambah satu medali perak dan tiga medali perunggu.
Pada peringkat ketiga, Kalimantan Selatan mengumpulkan satu medali emas, dua medali perak dan satu medali perunggu.
Pertandingan Peparnas cabang olahraga judo tunanetra masih akan digelar Sabtu pekan ini dan saat ini menyisakan 12 nomor untuk dipertandingkan.
Selain ketiga cabang tersebut, kontingen Papua hari ini juga menambah medali emas dari cabang para angkat berat lewat Dewi Asih dari kelas 55kg putri.
Dewi Asih berhak atas medali emas setelah mencatatkan total 79 poin dari tiga kali kesempatan mengangkat beban. Pada kesempatan pertama, dia mengangkat beban seberat 73kg, lalu di kesempatan kedua seberat 75kg dan pada kesempatan ketiga mengangkat beban seberat 79kg.
Kemudian dari cabang para tenis meja, Papua mengumpulkan tiga medali emas melalui Tatang di kelas 8 putra, Dimas pada kelas 11 putra dan Bray/Ida dalam kelas ganda campuran 8-10.
Setelah lebih dulu melewati babak penyisihan, sejumlah pertandingan final para tenis meja berlangsung hari ini di Istora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura.
Terakhir, dari cabang para bulu tangkis, atlet Papua Yunia Widya Irianti menyabet medali emas setelah mengalahkan Kustanti Namaliya dari Jawa Tengah dalam laga final nomor SS6 di Kota Jayapura.
Debutan penuh kejutan
Hari kelima penyelenggaraan Peparnas tak hanya menjadi kesempatan bagi atlet-atlet Papua untuk unjuk gigi dan mengumpulkan medali.
Atlet-atlet dari daerah lain pun turut membuktikan diri, terutama mereka yang baru pertama kali mengikuti ajang olahraga bagi penyandang disabilitas terbesar di Tanah Air tersebut.
Meski baru pertama kali, namun mereka rupanya memiliki semangat juang tinggi dan mampu mencetak prestasi membanggakan.
Salah satunya, atlet debutan asal Sumatera Utara Nina Gusmita yang meraih medali emas dan memecahkan rekor nasional cabang para atletik nomor 100 meter T54 putri atau balap kursi roda.
Dia mencatatkan waktu tercepat 18,52 detik, mengalahkan rekor yang sebelumnya dicetak oleh Dina Rulina pada Peparnas 2016 di Jawa Barat dengan waktu 21,92 detik.
Selain Nina, pelari Rifki Ahmad Sholeh dari Jawa Tengah bahkan menyabet sekaligus dua medali emas cabang para atletik pada debutnya dalam Peparnas Papua.
Kedua medali itu dia raih dari nomor 5000 meter T45-46 putra dengan catatan waktu 19 menit 02,83 detik dan nomor 1500 meter T46 putra dengan waktu 4 menit 44,00 detik, yang juga melampaui rekor atlet Maluku Erens Sabandar pada Peparnas 2016 di Jawa Barat dengan torehan 4 menit 50,85 detik.
Kemudian, ada pula Usman, sprinter asal Sulawesi Selatan. Selain menyabet medali emas, dia juga memecahkan rekor nasional para atletik nomor 100 meter T43.
Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Selasa, Usman mencatatkan waktu tercepat 13,30 detik.
Catatan waktu itu melampaui rekor yang dicetak Arnol Wilil dari Papua pada Peparnas XV di Jawa Barat 2016 lalu dengan waktu 13,97 detik.
“Senang, bersyukur, sangat bahagia dapat medali. Baru pertama kali ini ikut Peparnas dan dapat emas. Kuncinya banyak berdoa, berlatih keras dan berjuang. Medali ini untuk orang tua di kampung,” kata Usman.
Dengan demikian, terbukti pada Peparnas Papua semua atlet bisa menjadi juara, bahkan atlet baru sekalipun, asalkan memiliki tekad kuat dan semangat pantang menyerah.