Ujoh Bilang (ANTARA) - Kampung (Desa) Long Apari di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, yang berbatasan langsung dengan Malaysia, selama tahun 2019 mengelola dana Rp3,9 miliar, baik dari Alokasi Dana Kampung (ADK), Dana Desa (DD), maupun berupa Bantuan Keuangan (Bankeu).
"Untuk ADK dan Bankeu sumbernya dari APBD Kabupaten Mahakam Ulu, sedangkan untuk DD sumbernya dari APBN atau dari pemerintah pusat," ujar Sekretaris Kampung Long Apari, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahulu, Hanyeq di Ujoh Bilang, Kamis.
Menurut Hanyeq, rincian Alokasi Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam) Long Apari yang totalnya Rp3,9 miliar itu adalah dari ADK senilai Rp2,08 miliar, kemudian berupa Bankeu Rp505,08 juta, dan berupa DD sebesar Rp1,31 miliar.
Jika digabungkan anggaran yang masuk ke Kampung Long Apari dari APBD Mahulu baik dari ADK maupun Bankeu pada 2019, lanjut dia, maka totalnya senilai Rp2,59 miliar.
Hanyeq menuturkan bahwa anggaran dari ADK lebih banyak digunakan untuk pembayaran penghasilan tetap (siltap) petinggi, aparatur kampung, kemudian untuk insentif, pemberdayaan, dan operasional lembaga kemasyarakatan.
"Sedangkan untuk Bankeu dari APBD Mahulu, tahun ini khusus digunakan untuk melakukan renovasi rumah tidak layak huni menjadi rumah layak huni sebanyak 9 unit. Penerimanya adalah warga yang tidak mampu," kata Hanyeq.
Ia juga menjelaskan bahwa terjadi perubahan besar perkembangan kampung jika dibandingkan sebelum adanya anggaran yang masuk dan sesudah adanya anggaran yang masuk ke kampung, karena anggaran tersebut menjadi modal dalam pembangunan di segala bidang baik untuk infrastruktur, ekonomi, sumber daya manusia, keagamaan dan lainnya.
Dulu, katanya, lembaga kemasyarakatan seperti Karang Taruna, PKK, LPM, RT, Lembaga Adat, dan Linmas terkesan vakum karena tidak memiliki anggaran, namun setelah adanya ADK, mereka bisa merasakan manfaatnya karena mereka menerima operasional dan insentif.
Hanyeq juga menjelaskan bahwa Kampung Long Apari merupakan kampung yang paling ujung di Kecamatan Long Apari, sehingga tingkat kesulitan geografisnya sangat tinggi karena selain faktor jarak juga faktor alam, karena untuk mencapai kampung tersebut harus melalui Riam 611.
"Akibat faktor geografis ini, maka dalam pembangunan fisik, kami mengalami kendala terutama untuk barang-barang pabrikasi seperti semen dan seng karena barang dari hilir ini sulit ke Long Apari ketika musim kemarau akibat sungai surut. Hal ini juga menyebabkan harga barang melambung," katanya.
Desa Long Apari kelola dana Rp3,9 miliar
Kamis, 28 November 2019 12:57 WIB
ADK dan Bankeu sumbernya dari APBD Kabupaten Mahakam Ulu, sedangkan untuk DD sumbernya dari APBN atau dari pemerintah pusat