Samarinda (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV menyatakan Bendungan Marangkayu di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang sedang tahap penyempurnaan, diarahkan untuk mengairi sawah seluas 1.500 hektare di kawasan setempat.
"Saat ini kami sedang tahap melakukan penyempurnaan pembangunan Bendungan Marangkayu yang telah ditetapkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut," ujar Kepala BWS Kalimantan IV Kementerian Pekerjaan Umum Yosiandi Radi di Samarinda, Kamis.
Penyempurnaan dilakukan karena pihaknya ingin menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, sehingga makin banyak kawasan pertanian yang memperoleh pasokan air.
Selain sebagai penyedia air irigasi untuk sawah seluas 1.500 hektare, bendungan yang berlokasi di Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara ini juga memiliki kapasitas suplai air baku 450 liter per detik, bahkan berpotensi untuk menjadi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dengan kapasitas 135 kWh.
Ia juga mengatakan bahwa kebutuhan lahan secara keseluruhan untuk pembangunan infrastruktur tersebut seluas 653.09 hektare (ha) atau mencapai 1.224 bidang.
Dari kebutuhan tersebut sudah dibebaskan sekitar 47 persen, terdiri atas tanah milik masyarakat seluas 196,15 ha atau 351 bidang, tanah milik PTPN seluas 114,8 ha atau 112 bidang, dan tanah milik KSP 0,1 ha atau 1 bidang.
"Sedangkan tanah yang belum bebas sekitar 53 persen yang terdiri atas tanah masyarakat seluas 109,94 ha atau 243 bidang, tanah milik PTPN 87,2 ha atau 249 bidang, tanah milik KSP 81,9 ha atau 133 bidang, dan tanah milik PHSS seluas 61 ha atau 129 bidang," kata Yosi, sapaan akrabnya.
Ia menjelaskan bahwa bendungan tersebut memanfaatkan air dari Sungai Marangkayu dan Sungai Prangat, kemudian ke depan selain berfungsi utama sebagai penyuplai kebutuhan air di Marangkayu guna mendukung ketahanan pangan nasional, juga untuk ketahanan sumber daya air dan untuk mendukung pengembangan pariwisata.