Samarinda (ANTARA) - Menyikapi ketetapan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang awal Ramadhan 1446 Hijriah pada Sabtu, 1 Maret 2025, maka Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Timur (Kaltim), pimpinan daerah, cabang maupun ranting se-Kaltim secara serentak mengadakan tarawih perdana pada Jumat malam, 28 Februari 2025.
"Momentum datangnya bulan suci Ramadhan yang menjadi bulan spesial kaum Muslimin menjadi sebuah wahana dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT," kata Ketua PWM Kaltim KH Siswanto di Samarinda, Kamis.
Selain menyatakan semua unsur Muhammadiyah Kaltim mengikuti maklumat pimpinan pusat berupa puasa perdana 1 Maret, ia juga memberikan empat pesan mendalam terkait datangnya bulan suci Ramadhan yang disampaikan dalam kajian Sistem Pembinaan Anggota.
Pertama, hendaknya kaum Muslimin banyak berdoa memohon diberikan anugerah usia dan kesempatan menunaikan puasa Ramadhan tahun 2025, dibarengi dengan kesungguhan memanfaatkan waktu sebulan dalam menyempurnakan ibadah wajib puasa dan ibadah sunnah seperti tarawih, tilawah Al Quran, iktikaf dan lainnya.
Kedua, selalu beristighfar memohon ampun kepada Allah SWT. Momentum Ramadhan hendaknya dipergunakan untuk mengevaluasi perjalanan sebagai seorang hamba dan sebagai jalan perbaikan diri.
Ketiga, Setiap diri hendaknya mempersiapkan amal terbaik di bulan Ramadhan, terutama nilai amal yang berdampak pada orang lain. Manajemen keuangan sangat diperlukan untuk menakar seberapa besar zakat harta yang harus ditunaikan, infak yang akan dikeluarkan dan fidyah yang harus dibayarkan ketika meninggalkan puasa Ramadhan.
Keempat, mempersiapkan ilmu yang berkaitan dengan aktivitas ibadah di bulan suci Ramadhan. Sedangkan agar lebih dekat dengan kesempurnaan dalam berpuasa serta rangkaian ibadah sunnah lainnya, maka setiap diri hendaknya kembali mempelajari tentang ilmu yang berkaitan dengannya.
Sementara wakil Ketua PWM Kaltim yang membawahi Majelis Hikmah dan Kebijakan Publik, H. Abdullah Thalib mengingatkan, dalam kondisi suasana politik di beberapa kabupaten yang terdampak Keputusan Mahkamah Konstitusi seperti Kabupaten Kutai Kartanegara dan Mahulu, diharapkan setiap mubaligh dalam menyampaikan pesan Ramadan baik dalam kultum, pengajian maupun dalam narasi tulisan di
media cetak dan online serta media siaran lainnya, dapat memberikan pesan menyejukkan serta mengedepankan ukhuwwah Islamiyah dan semangat kebangsaan.
Para penceramah dalam menyampaikan dakwah amar makruf nahi mungkar harus menghindari bahasa provokatif dan terus memberikan pencerahan kepada umat.