Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama sejumlah perusahaan berupaya membangkitkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tempat singgah, yakni tempat istirahat perjalanan jauh antara Samarinda, Bontang dan Kutai Timur.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim Bambang Arwanto di Samarinda, Rabu mengatakan tempat singgah tersebut bernama Odah Singgah, berlokasi di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Odah berasal dari Bahasa Kutai --salah satu etnis di Kalimantan Timur-- bermakna "tempat". Jadi Odah Singgah adalah bermakna Tempat Singgah.
"Pembangunan Odah Singgah ini mendapat dukungan penuh dari sejumlah perusahaan seperti Pertamina, SKK Migas, dan pemilik konsesi tambang batu bara, sehingga dalam pembangunan ini tidak menggunakan dana APBD," ujarnya.
Anggaran yang terkumpul dari para donatur Rp2 miliar, sedangkan kebutuhan pembangunan total sebesar Rp3,4 miliar, sehingga dibutuhkan perusahaan lain untuk melakukan donor.
"Ini merupakan salah satu kolaborasi terbaik antara pemerintah dan swasta dalam berbagi ruang publik, sehingga hal ini bisa menjadi salah satu warisan yang ditinggalkan Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik untuk daerah ini," katanya.
Pembangunan Odah Singgah, bahkan telah dilakukan peluncuran tiang pancang oleh Pj Gubernur Akmal Malik bersama Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutai Kartanegara Ahyani Fadianur Diani, dan pihak terkait pada Selasa kemarin.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan prasasti Odah Singgah, kemudian dilakukan penanaman bibit kopi dam bibit aren di lokasi tersebut.
Penanaman kopi dan aren tersebut merupakan tambahan karena kedua tanaman tersebut telah dibudidayakan oleh warga setempat, yakni kopi merupakan sajian utama untuk para mereka yang melakukan perjalanan, sedangkan aren merupakan bahan baku untuk gula merah.
Sebelumnya, Akmal Malik menegaskan bahwa pembangunan Odah Singgah bukan sekadar proyek infrastruktur biasa, tetapi bagian dari gerakan membangun peradaban sehingga perubahan besar ini bisa membawa manfaat bagi masyarakat.
"Ini bukan memang seremonial, tapi bukan seremonial biasa, melainkan gerakan membangun peradaban. Kita harus mulai mengubah pola pikir dan menghadirkan fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat," ungkapnya.
Akmal berharap Odah Singgah bisa sesuai dengan fungsinya sebagai tempat istirahat yang juga mendukung keberadaan pelaku UMKM, melihat aktivitas petani setempat, kemudian pertanian warga juga mendapat dampak positif dari penjualan produk pertanian.