Samarinda (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Kombes Pol Vendra Riviyanto beserta rombongan memberikan kejutan kepada jajaran Komando Resor Militer (Korem) 091/ASN usai Upacara Peringatan HUT Ke-74 TNI di Makorem setempat dengan membawa kue ulang tahun.
"Kue ucapan selamat HUT Ke-74 TNI memang semacam kejutan, karena rencana awal hanya memberikan pelayanan perpanjangan SIM dengan mobil layanan di sini," ujar Vendra setelah menyerahkan kue tersebut dan memberikan ucapan selamat di Makorem 091/ASN di Samarinda, Sabtu.
Di halaman Markas Korem (Makorem) 091/ Aji Surya Natakesuma (ASN), setelah upacara peringatan HUT TNI, langsung dilakukan pelayanan SIM Keliling khusus untuk perpanjangan SIM A dan C bagi anggota TNI, PNS jajaran Korem beserta keluarga sebagai bentuk apresiasi dalam HUT TNI sekaligus untuk menjalin silaturahmi.
Pelayanan perpanjangan SIM Keliling yang hanya dilaksanakan satu hari ini tampak diserbu pemohon. Menurut seorang petugas layanan SIM Keliling, kegiatan ini selain untuk menjalin silaturahmi juga untuk menyemarakkan HUT Ke-74 TNI.
Sebelumnya, saat upacara, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam amanatnya yang dibacakan Kepala Staf Korem (Kasrem) 091/ASN Kolonel Inf Ruslan Effendy menyampaikan bahwa TNI sebagai alat negara, tidak terlepas dari perubahan lingkungan strategis yang berkembang dinamis dan semakin kompleks.
"Perkembangan zaman yang begitu pesat telah menciptakan dimensi dan metode peperangan baru. Kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ternyata juga membawa dampak disruptif di berbagai bidang," katanya.
Kondisi ini kemudian menjadikan konsep peperangan menjadi tidak lagi terbatas dalam batas teritorial, namun juga masuk ke berbagai dimensi. Sebagai contoh, perang siber yang disertai perang informasi, walau tidak menghancurkan, namun sangat merusak kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
"Konsep-konsep ini pun mengaburkan filosofi perang konvensional dengan menggeser dimensi waktu, karena perang-perang tersebut terjadi di masa damai, ditambah potensi bencana alam yang dapat terjadi setiap saat. Ancaman militer dan nirmiliter berubah sehingga TNI harus siap menghadapinya," tutur dia.
Menghadapi kompleksitas ancaman tersebut, lanjut dia, diperlukan postur TNI ideal yang dibangun sesuai kebijakan pertahanan negara, yang disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
"Pembangunan postur TNI yang ideal itu meliputi pembangunan kekuatan, pembinaan kemampuan, dan gelar kekuatan TNI," katanya.