Samarinda (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur menggelar orientasi pencatatan dan pelaporan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) bagi pengelola data di Fasilitas Kesehatan (Faskes) KB se Kota Samarinda.
"Tujuan dari orientasi pencatatan dan pelaporan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan para pengelola data di Faskes, kilinik dan rumah sakit,”kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli usai membuka kegiatan orientasi di Samarinda, Rabu.
Ia mengatakan sistem pencatatan dan pelaporan tersebut sebagai alat monitoring dan evaluasi agar kualitas datanya semakin baik dan terus dikembangkan. Saat ini masih di uji cobakan di dua kota yakni di Kota Bontang dan Kabupaten Berau.
Jika nantinya berhasil maka sistem pengembangan pencatatan dan pelaporan pada tahun depan full menggunakan sistem informasi keluarga (Siga) yang berbasisi IT dan terintegrasi antara data lapangan, data faskes serta data pendataan keluarga.
Menurutnya sementara ini pendataan dibagi menjadi tiga sub sistem, sitem pendataan keluarga , sistem berbasis fasilitas pelayanan dan sistem pengendalian lapangan yang dikelola PLKB. Ketiga sistem ini akan digabungkan atau disinkronisasi menggunakan sistem informasi keluarga.
Eli menjelaskan pendataan sebagai alat monitoring pencapaian KB, sehingga dapat mengambil kebijakan dengan tepat untuk memberikan dukungan kepada para keluarga yang berniat mengatur jarak dan jumlah kelahiran .
Misalnya berdasarkan data yang ada dapat diketahui berapa banyak keluarga yang membutuhkan alat kontasepsi disuatu daerah. Sehingga BKKBN telah mempersiapkan logistik dan tenaga pelayanan .
“Begitu penting sistem pelaporan dan pendataan sebagai alat monitoring dan evaluasi,” ujar Eli Kusnaeli.
Sementera itu Sekretaris Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda,Veronika Hinum mengharapkan dari kegiatan orientasi yang digelar , para peserta akan bertambah pengetahuannya serta lebih terampil dalam melakukan pelaporan dan pendataan baik yang berada di Faskes, klinik maupun rumah sakit .
"Dari data-data yang dihimpun nantinya akan terkoneksi secara sistematis dan menjadi data base yang berbasis IT dan sangat dibutuhkan dalam pengambilan kebijakan,” katanya.
Veronika menambahkan para peserta berasal dari pengelola data puskesmas, klinik, rumah sakit yang jumlahnya sebanyak 70 orang.