Balikpapan (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan m,mendukung terhadap pelaksanaan pemeriksaan kesehatan siswa yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif menjaga tumbuh kembang anak di lingkungan sekolah.
“Kami dari Disdikbud tentu sangat mendukung program ini. Dalam pelaksanaannya, kami turut membantu dari sisi teknis seperti menyiapkan ruangan pemeriksaan dan mengatur jadwal siswa, agar tidak mengganggu proses belajar mengajar,” kata Kepala Disdikbud Balikpapan, Irfan Taufik, di Balikpapan, Rabu (6/8).
Menurut Irfan, pemeriksaan dilakukan langsung di sekolah saat jam pelajaran, tetapi dengan pengaturan bergiliran agar aktivitas belajar tetap berjalan.Setiap kelas dijadwalkan secara bergantian untuk menghindari penumpukan dan memastikan kelancaran proses pemeriksaan.
“Misalnya dimulai dari kelas 1A, lalu setelah selesai baru lanjut ke kelas 1B, dan seterusnya. Ini kami atur agar tidak mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran,” ujarnya.
Irfan menilai program pemeriksaan kesehatan tersebut sangat penting karena memberi pemahaman sejak dini kepada siswa mengenai pentingnya menjaga kesehatan, sekaligus memungkinkan deteksi dini atas gangguan kesehatan yang mungkin dialami peserta didik.
“Dari sini kita bisa tahu kondisi riil anak-anak, apakah ada yang alergi, atau memiliki keluhan kesehatan lain seperti talasemia dan sebagainya. Temuan seperti itu tentu akan ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan,” katanya.
Disdikbud juga memastikan adanya dukungan administratif dan fleksibilitas belajar bagi siswa yang diketahui memiliki kondisi kesehatan khusus, termasuk izin meninggalkan sekolah untuk kontrol rutin atau menyesuaikan proses belajar agar tetap optimal.
“Kami izinkan jika ada anak yang harus meninggalkan sekolah untuk perawatan. Bahkan kalau memang perlu, kami pertimbangkan fleksibilitas belajar, meskipun tidak sampai harus belajar di rumah sakit. Umumnya perawatan tidak berlangsung lama,” kata Irfan.
Ia menambahkan, pemeriksaan kesehatan siswa juga mendukung kebijakan lain seperti program makan bergizi gratis dan Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) yang saat ini tengah berjalan di sekolah dasar.
“Program ini sangat berkaitan, jadi dengan mengetahui kondisi kesehatan anak-anak, maka pelaksanaan program makan bergizi pun bisa lebih tepat sasaran dan bermanfaat maksimal,” imbuhnya.
Irfan menyebutkan untuk saat ini, pemeriksaan difokuskan pada jenjang Sekolah Dasar karena merupakan lingkup kewenangan langsung Disdikbud.
Namun katanya, tidak menutup kemungkinan perluasan program ke jenjang lebih tinggi jika evaluasi menunjukkan hasil yang positif.
“Pendidikan dan kesehatan adalah dua aspek yang harus berjalan beriringan, kami menyambut baik kolaborasi lintas sektor seperti ini,” ujarnya. (Adv).
