Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pekerjaan Umum terus mengebut pengerjaan drainase kawasan Inhutani sebagai bagian dari upaya percepatan pengendalian banjir yang ditargetkan rampung pada akhir 2025.
“Ini adalah progres pembangunan yang kami laporkan sampai akhir Juli. Kontraknya dimulai 27 Mei dan saat ini sudah mencapai 8,8 persen,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPU Kota Balikpapan, Jen Supriyanto, di Balikpapan, Kamis (31/7).
Proyek yang berada di kawasan Kantor Disdukcapil itu merupakan pembangunan saluran sekunder Inhutani yang menjadi salah satu proyek prioritas tahun ini. Berdasarkan perjanjian kerja, waktu pelaksanaan proyek ini berlangsung selama 219 hari, atau sampai 31 Desember 2025, dengan nilai kontrak sebesar Rp9,7 miliar.
“Target kami, drainase ini akan menjadi bagian dari sistem yang lebih terintegrasi dalam pengendalian banjir, dan nantinya terhubung dengan sistem drainase MT Haryono yang sudah dikerjakan sebelumnya,” ujar Jen.
Ia menyebutkan, hingga akhir Juli, capaian fisik proyek sudah melampaui rencana. Berdasarkan target mingguan, seharusnya progres baru 2,80 persen, namun realisasi di lapangan menunjukkan angka 8,8 persen, atau lebih tinggi 6,09 persen dari target awal.
“Realisasi ini tentu positif. Tapi tetap akan kami awasi ketat agar kualitas dan keberlanjutan pengerjaannya terjaga,” tegasnya.
Jen menjelaskan bahwa saat ini pengerjaan masih fokus pada bagian atas saluran drainase. Pengerjaan bagian bawah akan dilakukan bertahap, sebelum dilakukan penutupan dan penataan akhir di permukaan saluran.
“Belum bisa kami pastikan panjang totalnya berapa meter, karena pengerjaan fisik masih berlangsung. Tapi ini memang masih tahapan awal,” ujarnya.
Menurut dia, saluran ini ke depan akan ditutup dan dialihfungsikan menjadi trotoar atau jalur pedestrian, sebagaimana proyek drainase MT Haryono.
Selain berfungsi mengalirkan air, bagian atas saluran juga akan menjadi ruang publik yang ramah pejalan kaki.
“Setelah ditutup, akan kami tata menjadi trotoar. Konsepnya tetap sama seperti pengerjaan drainase MT Haryono,” jelasnya.
Pembangunan saluran sekunder Inhutani ini menjadi bagian dari program strategis Pemkot Balikpapan untuk menuntaskan sejumlah titik genangan di kawasan padat aktivitas.
Jen menyebut, ypenanganan banjir tidak bisa diselesaikan dengan satu proyek saja, melainkan melalui sistem yang terintegrasi.
Ia menekankan bahwa pembangunan ini menyasar kawasan strategis yang kerap terdampak limpasan air hujan akibat keterbatasan kapasitas drainase eksisting.
Oleh karena itu, peningkatan kapasitas dan konektivitas sistem drainase menjadi fokus utama.
“Drainase di wilayah ini terhubung dengan jaringan yang lebih besar. Maka dari itu, pembenahan sistem saluran harus dilakukan secara menyeluruh dan terstruktur,” kata Jen.
DPU Balikpapan berharap proyek ini tidak hanya memperbaiki aliran air hujan, tetapi juga menambah estetika kota dan kenyamanan warga dalam beraktivitas di kawasan tersebut.
Pemerintah Kota Balikpapan menetapkan pengendalian banjir sebagai salah satu prioritas utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 dimana proyek drainase di kawasan Inhutani ini menjadi bagian dari komitmen tersebut. (Adv)
