Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, Edi Damansyah mengajak pengelola bank sampah melibatkan sekolah, untuk memperkenalkan kepada siswa bahwa sampah bisa dijual dan menghasilkan uang maupun sebagai edukasi terkait kebersihan lingkungan.
Melalui kerja sama dengan sekolah, maka para siswa baik SD maupun SMP akan terlibat secara aktif menjaga kebersihan lingkungan. Dalam hal ini, sekolah bisa mengharuskan murid-muridnya mengumpulkan sampah plastik setiap minggu yang kemudian disetor ke sekolah.
"Pola ini merupakan salah satu bentuk untuk mengedukasi anak-anak tingkat pendidikan dasar. Ini juga bermanfaat untuk tabungan anak karena jika sudah terhimpun bisa digunakan untuk kegiatan bermanfaat, sehingga tidak selalu bergantung kepada orang tua," ujar Edi di Tenggarong, Selasa.
Ia menyatakan bahwa Pemkab Kukar melalui perangkat daerah terkait, selama ini sudah menggerakkan bank sampah di desa-desa maupun kelurahan, termasuk kerja sama dengan penggiat lingkungan terkait pengelolaan sampah.
Dalam hal ini, pembinaan yang dilakukan antara lain pilah pilih sampah, kelola, hingga mendorong kreativitas masyarakat mengolah produk dari sampah menjadi barang menarik, sehingga memiliki nilai jual untuk membantu ekonomi keluarga.
Sedangkan sampah yang tidak diolah, setelah dipilah dan dipisahkan dari sampah basah yang bisa menjadi uang antara lain kardus, kantong plastik, botol, ember, mainan anak, pipa paralon, kaleng, seng, paku, dan logam.
“Pemkab Kukar bersama dengan dunia usaha sudah melakukan program pemberdayaan masyarakat terkait dengan pengelolaan sampah. Sudah ada bank sampah di beberapa titik desa/kelurahan yang dikelola dengan baik," katanya.
Dari pengelolaan sampah ini, lanjut ia, bahkan telah memberikan hasil bagi pengelolanya yang didominasi oleh kaum ibu, sehingga mereka bisa membantu pendapatan rumah tangga, bahkan melalui pengelolaan sampah ini juga bisa menjadi peluang kerja baru.
Saat ini, katanya, yang menjadi fokus pemkab adalah pola menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa sampah merupakan tanggung jawab bersama dan harus terkelola, karena sampah yang tidak dikelola, maka akan merupakan masyarakat setempat baik terkait bau tak sedap hingga lingkungan tak sehat.
"Jika kesadaran masyarakat sudah terbentuk secara individu, maka akan membentuk kesadaran secara kolektif. Jika kesadaran itu terbentuk, maka penanganan sampah akan terus membaik dan memberikan dampak ekonomi," katanya.