Samarinda (ANTARA) - Jumlah penumpang bus antar-provinsi rute Samarinda-Banjarmasin mulai naik di Terminal Tipe A Samarinda Seberang, Kalimantan Timur, sejak hari pertama Posko Mudik Lebaran pada 21 Maret 2025 memberangkatkan 191 orang dengan sembilan bus, naik 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Peningkatan ini dipicu oleh sulitnya memperoleh tiket pesawat, sehingga banyak pemudik beralih ke bus sebagai alternatif menuju Banjarmasin," kata Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Samarinda Seberang, Yunita Sari di Samarinda, Sabtu.
Ia mengungkapkan berdasarkan keterangan yang pihaknya himpun di lapangan, banyak penumpang yang mengeluhkan tiket pesawat dari Samarinda dan Balikpapan sudah ludes. Kalau pun ada, harganya jauh lebih mahal.
Yunita memperkirakan puncak arus mudik terus melonjak hingga puncaknya pada tiga hari sebelum Lebaran.
Terminal Samarinda Seberang melayani empat perusahaan otobus (PO), yakni Damri, Bintang Mas, Pulau Indah Jaya, dan Samarinda Lestari. Armada bus tersebut melayani rute menuju Banjarmasin dan kota lain di Kalimantan Selatan.
Yunita menjelaskan, tiket bus yang dijual adalah tiket sekali jalan, baik untuk jarak pendek maupun jarak jauh, dengan titik akhir di Terminal Gambut Barakat, Kabupaten Banjar.
"Penumpang bisa turun di titik-titik tertentu di Kalimantan Selatan sepanjang rute, sesuai dengan tujuan mereka, ada yang melalui jalur Barabai maupun Amuntai," jelasnya.
Harga tiket bus saat ini masih normal, yaitu Rp300.000 per orang, dengan fasilitas penyejuk udara (AC) dan toilet. Untuk makanan, penumpang biasanya diistirahatkan di rumah makan tertentu di sepanjang perjalanan.
Terkait kesiapan armada, Yunita memastikan bahwa PO yang beroperasi di terminalnya siap menambah armada jika diperlukan hingga total 60 unit.
"PO yang ada saat ini lebih dari siap untuk menambah armada jika terjadi lonjakan penumpang yang lebih besar," tegasnya.
Meskipun demikian, Yunita mengakui bahwa terminalnya masih memiliki keterbatasan fasilitas, terutama ruang inap bagi penumpang yang kemalaman atau terlalu pagi.
"Kami menyadari bahwa ruang tunggu yang ada kurang nyaman untuk beristirahat, seperti berbaring. Kami sedang berupaya menyediakan ruangan-ruangan kecil dengan alas agar penumpang bisa beristirahat dengan lebih nyaman," katanya.
Yunita menambahkan, keamanan terminal terjamin dengan adanya kamera pengawas (CCTV) 24 jam dan petugas keamanan yang bersiaga.