Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) memastikan kecukupan uang tunai menghadapi hari besar keagamaan Natal dan tahun baru, karena uang layak edar (ule) yang disiapkan mencapai Rp2,7 triliun mulai pecahan lima ribuan hingga seratus ribuan.
"Uang senilai Rp2,7 triliun ini mengalami peningkatan sebesar delapan persen ketimbang tahun 2023 yang senilai Rp2,5 triliun," ujar Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Sabtu.
Ia juga mengatakan bahwa ule sebesar ini hanya untuk kebutuhan warga di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Kaltim yang meliputi Kota Samarinda, Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Mahakam Ulu, Kutai Timur, dan Kabupaten Berau.
Tidak termasuk BI Perwakilan Balikpapan yang memiliki wilayah sendiri, yakni Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.
“Kenaikan jumlah ule sebesar delapan persen ini mempertimbangkan realisasi belanja APBD, penarikan oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) guna pembayaran dana sosial, uang ganti rugi, dana desa, dan kebutuhan uang di masyarakat selama periode Natal dan tahun baru.
Untuk mendukung Natal dan tahun baru, lanjut ia, BI Kaltim pun telah menyelenggarakan kegiatan khusus Semarak Rupiah, yaitu penukaran uang baru melalui layanan Kasn Keliling pada 15-16 Desember 2024 pada dua titik rumah ibadah di Samarinda, yakni di GPIB Jemaat Immanuel dan di Gereja Katedral Santa Maria.
Selain rumah ibadah, penukaran uang baru juga dilakukan di SMAK Santo Fransiskus Assisi Samarinda, disertai dengan edukasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah kepada siswa dan siswi setempat.
Dalam kegiatan tersebut BI Kaltim menyediakan modal kerja sebesar Rp2,24 miliar dengan sistem paket penukaran atau melalui penukaran langsung.
"Layanan penukaran uang di BI Kaltim untuk masyarakat umum melalui (https://pintar.bi.go.id) telah ditutup sementara, namun akan dibuka kembali pada Januari 2025,” katanya.
Ia juga mengatakan, untuk penukaran uang baru oleh masyarakat tetap berjalan melalui perbankan di Kaltim dengan mengikuti waktu kegiatan operasional dan kebijakan masing-masing perbankan.
Budi mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, khususnya selama periode Natal dan tahun baru ketika kebutuhan uang tunai meningkat, agar terhindar dari uang palsu.